E N A M : kecewanya...

3.1K 154 4
                                        

BANYAK TYPO
MAAPPPP YAA

......
"Papi minta maaf"

Entah sudah berapa kali irham meminta maaf kepada ayana, diikuti ghita dan juga ella. Tak ada sautan dari ayana. Ia hanya menatap datar papinya.

Ayana merasa dikhianati, ia merasa papinya egois kali ini, ayana hanya perlu bujukan dan dukungan.

"Aya, papi minta maaf"terdengar nada putus asa didalamnya.

Ayana menundukan kepalanya, kepalanya terasa pusing kembali, kedua tangan ayana ia gunakan untuk memegang kepalanya. Sudah beberapa jam ini rasa sakit dikepala nya tak kunjung menghilang.

Irham memegang tangan ayana, menciumnya berkali kali.

"Tadi aya liat mami nangis, dalam mimpi aya"sebuah kalimat yang membuat irham langsung menatap ayana

"Aya izinin papi buat nikah lagi"jedanya sebentar"tapi izinin aya tinggal sama nenek dibelanda"ujar ayana membuat irham semakin kaget

"Aya tetep disini, sama papi"larang irham

Ayana menghela nafasnya"aya mau tinggal sama nenek, bukan sama papi"

Perkataan ayana membuat irham kembali berfikir, apakah dirinya terlalu egois sampai anaknya pun menolak untuk tinggal bersama nya?

"Papi bebas mau nikah lagi, aya gak bakal larang larang"ujar ayana tanpa menatap sang papi

"Tapi papi harus janji sama aya, kalo papi gak akan lupain mami"

Setalah itu semua orang keluar dari ruangan ayana, tersisa ella yang menemaninya.

"Lo egois ya"

Suara ella membuat ayana menatap kearahnya. Ayana heran mengapa ella tidak mengerti dirinya.

"Gini ya la, lo bakal ngerasa kecewa saat tau orang tua lo satu satunya ngambil keputusan tanpa sepengetahuan lo!"ujar ayana dengan wajah merah menahan amarah

"Wajar ya, papi irham lebih tau apa yang terbaik buat keluarganya"ella menjawab dengan wajah santai

Ayana menatap ella malas"mungkin iya wajar, tapi bagi lo"ayana menghirup udara sebentar"tapi lo gaakan bisa ngerasain apa yang gue rasain la"ujar ayana menghapus air matanya

Ella berdiri menatap ayana"seenggak nya lo hargain perasaan bokap lo ya!"ella sudah menaikan suara nya satu oktaf.

"Buat apa? Dia ngehargain gue gak jadi anak nya?"balas ayana tak kalah keras.

Ella membuang wajahnya kearah lain"lo gak bakal bisa ngerasain liat raut wajah nyokap lo bahagia, kalo lo aja gak punya nyokap"tak sadar dengan kata kata yang diucapkan ella, ayana semakin geram dengan tingkah ella.

"Maksud lo apa si la? Gue punya nyokap ya!"sergah ayana

Matanya memerah, ia jadi ingat raut wajah mami nya ketika sedang menangis"lo mau apa si la?"tanya ayana

"LO MAU APA?"bentak ayana

"AYA!"

Irham masuk kedalam ruangan ayana, menatap tak percaya anaknya yang lemah lembut kini sedang membentak orang. Yang sebentar lagi akan menjadi kakaknya. Irham menatap ayana dengan tajam, lalu memeluk bahu ella.

Ayana semakin merasa asing disini, ayana semakkn merasa apapun yang dimilikinya akan dimiliki juga oleh ella. Ayana sudah berusaha iklas jika ella bersama revan.

"Ella bilang...aya..hiks...gapunya mami....aya punya...!!!!!dan mami aya....udah tenang disisi...tuhan"dengan susah ayana berbicara

Kecewa yang diterimanya seakan seperti kenyataan yang harus ia telan bulat bulat, rasanya untuk menatap sang papi saaja tidak sanggup.

BJK REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang