***
Pelajaran hari itu selesai dan jam istirahat akhirnya datang. Seperti sebuah keluarga yang utuh, Nagyeom ditemani Seunghyun, Jennie juga Lisa di awal jam istirahat itu. "Maaf, semalam aku membiarkannya menonton film dan dia mengikuti alur film itu, dia tidak serius-"
"Nagyeom, apa kau berbohong saat bilang akan meminjamkan appamu padaku?" potong Jennie, sama sekali tidak peduli dengan film yang Nagyeom tonton.
"Tidak," geleng Nagyeom. "Aku tidak berbohong, bibi boleh meminjamnya dua hari," ucap Nagyeom, ia tarik tangan Seunghyun kemudian memberikannya pada Jennie seolah pria itu adalah barang yang bisa ia pinjamkan pada siapapun. "Appa, mana kunci mobilmu?"
Seunghyun sempat menolak, namun saat Jennie meraih tangannya, seolah tengah mengambil barang yang ia pinjam, pria itu membeku.
"Appa mana kunci mobilmu?" tanya Nagyeom sekali lagi, membuat Seunghyun yang sempat lama menatap Jennie langsung menoleh pada putrinya.
"Apa? Untuk apa?"
"Untuk ku simpan. Appa harus pulang dengan bibi Jennie karena sekarang appa miliknya," susul gadis kecil itu, yang memaksa, merogoh saku celana Seunghyun dan mengambil kunci mobil di sana. "Bibi, tolong jemput aku di sini nanti sore," pinta Nagyeom, memberikan kunci mobilnya pada Lisa.
"Tidak, tidak perlu Lisa, aku yang akan-"
"Tidak, aku yang akan menjemput Nagyeom," potong Lisa, membuat Seunghyun tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Gadis itu bahkan menyimpan kunci mobil Seunghyun di dalam sakunya, supaya Seunghyun tidak bisa merebutnya. Lisa adalah yang terbaik kalau dalam urusan membaca situasi. Meski Jennie tidak memintanya melakukan apapun, Lisa tahu kalau Jennie butuh bantuannya agar ia bisa menghabiskan waktu dengan Seunghyun. "Oh! Aku sudah menghubungi BIBI dan yang lainnya kalau rekamanmu diundur sampai besok lusa, tapi kita harus merekam tiga episode sekaligus."
"Baiklah," angguk Jennie, meski ia tahu Lisa belum menghubungi siapapun. "Tiga atau enam episode sekaligus, akan ku lakukan besok lusa," susulnya yang kemudian mengusap rambut Nagyeom, mengatakan kalau ia akan membawa Seunghyun sekarang dan mengembalikannya lagi besok lusa, setelah dua hari.
Lisa ikut makan di kantin sekolah itu bersama Nagyeom juga beberapa wali murid lainnya. Ia membelikan beberapa camilan untuk Nagyeom dan beberapa temannya, kemudian berbincang tentang dirinya bersama beberapa wali murid di sana. "Aku tinggal di Michigan sejak lahir," cerita Lisa, tentu tanpa menyinggung masalah perundungan juga sakitnya Stephanie. Gadis itu hanya menceritakan tentang kisah-kisah bahagia yang pernah ia alami.
"Bibi benar-benar bekerja dengan Spiderman dan Iron man?" tanya seorang anak laki-laki, yang tadi tidak mau meminjamkan sepedanya pada Nagyeom.
"Hm..." angguk Lisa. "Aku membantu mereka membuat cerita. Aku yang memilih barang-barang mereka di film, aku yang memilih makan mereka di film. Kalau misalnya pabrik keripik kentang membayar, aku akan meminta Spiderman untuk makan keripik kentang sambil bergelantungan di jaring laba-labanya," cerita Lisa, yang kemudian menunjukan beberapa fotonya bersama Spiderman juga super hero lainnya di lokasi syuting. Ia senang karena bisa jadi orang yang Nagyeom pamerkan di depan teman-temannya.
Sialnya, anak-anak itu tidak hanya puas dengan beberapa foto. Mereka ingin Lisa menelepon salah satu dari sekian banyak super hore yang ada di Marvel. Bahkan mereka ingin Lisa menelepon Hulk, seolah-olah Hulk yang asli benar-benar hijau, bukan aktor yang mengenakan kostum dan diedit. Mereka pasti kecewa kalau Lisa menelepon Mark Ruffalo dan pria itu menjawab panggilannya tanpa kostum hijau khasnya.
Akhirnya Lisa menelepon Tom, agar Nagyeom tidak kehilangan rasa percaya dirinya karena sudah memamerkan Lisa pada teman-temannya. "Are you home?" tanya Lisa begitu Tom menjawab panggilan videonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkling Society
FanfictionUang bukan segalanya, uang tidak bisa membeli kebahagiaan, begitu kata sebagian orang naif yang kutemui. Entah apa alasan mereka mengatakannya, tapi untukku, meski bukan segalanya, uang bisa membeli kebahagiaan. Kalau uang yang kau miliki sekarang...