***
Masih di hari yang sama, sore ini, dua jam sebelum jam pulang kerja, Lisa menghampiri Jiyong di mejanya. Kwon Jiyong baru saja selesai merekam D'splay bermain drum. Beberapa orang tengah berkemas sementara pria itu kembali ke tempatnya untuk beristirahat sebelum ia harus merekam lagi. Lisa meletakan secangkir teh di meja Jiyong, melayani pria itu dengan sedikit gugup. Gadis itu masih sedikit canggung setiap kali bertatapan dengan Jiyong. Jantungnya berdebar-debar hanya karena tatapan mata pria itu, tidak seperti biasanya, sebelumnya Lisa tidak pernah segugup ini saat jatuh cinta.
"Ini rencana acaraku, bisakah kau mengeceknya sebelum aku serahkan ke atas?" tanya Lisa, menjelaskan alasannya mendekati Jiyong sore ini.
"Hm... Ini terlalu mahal, mustahil," ucap Jiyong, menggeser proposal paling atas dari setumpuk proposal yang sudah Lisa susun selama satu bulan ini. "Apa kau tahu berapa bayaran BTS? Kita tidak bisa membayar mereka," susulnya. "Kalau beberapa penyanyi Hip Hop, aku bisa mengusahakannya. Tapi BTS, untuk sekarang masih sulit, lain kali saja, oke?" tanyanya dan Lisa menganggukan kepalanya.
Lisa tahu proposal itu akan di tolak, siapapun bisa menebaknya. Namun apa salahnya mencoba? Mungkin seseorang di sana punya koneksi. Dua proposal selanjutnya adalah tiga content creator yang tidak begitu produktif. Tiga orang gadis, Kim Jennie dengan tips-tips kecantikannya, Roseanne Park dengan acara makannya dan Kim Jisoo dengan video memasaknya. Dalam proposalnya, Lisa ingin membuat sebuah acara khusus kecantikan untuk Jennie. Sedang untuk Roseanne dan Jisoo, ia ingin menggabungkan acara keduanya menjadi sebuah acara baru– memasak, makan dan berbincang.
"Kau sudah menghubungi gadis-gadis ini?" tanya Jiyong setelah ia selesai membaca beberapa halaman dari dua proposal itu.
"Aku sudah menghubungi mereka lewat e-mail, kalau disetujui aku akan menemui mereka secara langsung."
"Aku pernah menemui Kim Jennie, kami ingin membuatkan acara untuknya tapi dia menolak. Coba temui dia, aku yang akan bicara pada Seunghyun hyung."
"Sungguh? Kalau begitu aku akan membuat Jennie setuju hari ini," jawab Lisa.
Lisa meraih handphonenya di depan Jiyong, gadis itu membuka layar handphonenya kemudian menunjukan wallpaper yang ia pasang di handphonenya– fotonya dengan Jennie, di New York. "Aku bisa bilang kalau kami cukup dekat," ucapnya, membuat Jiyong kelihatan kagum setelahnya. Jiyong tidak mengangumi Lisa, ia mengagumi keputusannya sendiri karena sudah memperkerjakan orang yang benar di sana.
Di depan Jiyong, Lisa menelepon Jennie. Tanpa basa-basi, gadis itu meminta Jennie datang ke gedung perusahaannya. "Cepat kesini, aku butuh bantuanmu untuk bisa jadi pegawai tetap di sini," ucap Lisa, mendesak Jennie untuk cepat-cepat datang sebelum jam kerja berakhir. "Kita bisa menganggap Jennierubyjane selesai. Lalu bagaimana dengan Roseanne dan Jisoo? Apa acara itu bisa ku lakukan juga?" tanya Lisa, pada Jiyong setelah panggilannya berakhir.
"Mereka juga temanmu?"
"Bukan. Aku tidak sengaja melihat video mereka dan tertarik setelah selesai menonton videonya. Roseanne bisa makan banyak, seperti yang lainnya, tapi tidak kelihatan menjijikan, tidak kelihatan rakus juga. Kalau Jisoo, apa yang ia bicarakan saat memasak, menyenangkan, menarik untuk di dengar."
"Tapi kita tidak punya membuat dapur untuk merekam acara itu," jawab Jiyong.
"Masalah dana? Kalau begitu kita bisa meminta Jisoo untuk merekam acaranya di dapurnya sendiri."
"Kalau dia menolak?"
"Akan ku buat dia mau menerimanya?"
"Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sparkling Society
FanfictionUang bukan segalanya, uang tidak bisa membeli kebahagiaan, begitu kata sebagian orang naif yang kutemui. Entah apa alasan mereka mengatakannya, tapi untukku, meski bukan segalanya, uang bisa membeli kebahagiaan. Kalau uang yang kau miliki sekarang...