31

644 115 5
                                    

***

Eric memarkir mobilnya di tepi jalan luas, dua arah, yang sepi. Pria itu menoleh pada penumpang yang ada di sebelahnya, kemudian mengatakan kalau mereka sudah ada di depan rumah Lisa sekarang. Hari ini, Eric mengantar Seunghyun juga putrinya ke rumah Lisa. Dari Korea sampai Michigan, Eric mengantar mereka. Tanpa ada Jennie, juga tidak ada Jiyong di sana, keduanya tidak punya alasan untuk ikut.

"Kalian gugup?" tanya Eric, yang sebenarnya tidak perlu dijawab pria itu sudah tahu jawabannya.

"Appa, rumah-rumahnya seperti rumahnya Kevin," ucap Nagyeom, yang tengah melihat-lihat pemandangan dari jendela mobil.

"Kevin Home Alone?" tanya Eric. "Home Alone masih tayang di TV? Masih setiap Natal?" tanyanya sekali lagi, dan Seunghyun mengiyakannya.

"Nagyeom-ah, kau ingat film yang kita tonton di pesawat?" tanya Seunghyun. "Film tentang Jintae dan Joha," susulnya yang Nagyeom jawab dengan sebuah anggukan kepala. "Stephanie eomma, mirip dengan Jintae-"

"Stephanie eomma bisa bermain piano?" potong Nagyeom, mengalihkan perhatian pada Seunghyun yang sedang menoleh ke belakang, menatapnya.

"Tidak, bukan begitu. Stephanie eomma sakit seperti Jintae," jawab Seunghyun, bersamaan dengan keluarnya seekor anjing dari rumah Lisa.

Anjing itu tidak keluar sendirian. Ada seorang wanita dengan kaus hijau dan celana pendek hitam yang juga keluar bersamanya. "Itu Stephanie," gumam Eric, sembari melangkah keluar dari mobilnya, melambaikan tangannya pada gadis yang rambutnya di gelung dengan sebuah pita berwarna hitam.

Seunghyun menyusul Eric, meski ia harus membuka pintu belakang lebih dulu, harus mengeluarkan Nagyeom lebih dulu. Di belakang Stephanie, Lisa menyusul dengan gaun tidur yang hanya dilapisi sebuah kardigan dengan rambut yang sama di gelung tapi lebih berantakan. Lisa menguap sembari membungkuk, mengambil dua liter susu di dalam tas yang tergantung di pagar beranda rumahnya. Lisa jauh lebih berantakan di banding Stephanie– nilai Eric.

"Stephanie! Luca! Jangan- oh? Mereka sudah datang? Hei Stephanie! Itu Eric!" teriak Lisa, menunjuk-nunjuk Eric agar Stephanie bisa melihat apa yang ingin ia tunjukan.

"Ng? Hai?" sapa Stephanie kemudian. Dengan canggung wanita itu melambaikan tangannya, sementara tangan satunya terkepal di sisi tubuhnya. Stephanie sempat tersenyum, menyapa Eric, kemudian Seunghyun, tapi tidak pada Nagyeom yang justru bersembunyi. Namun di detik berikutnya, Luca menggonggong, mengalihkan perhatian Stephanie dan membuat wanita itu berlari mengejarnya. "Luca! Luca! Luca! Jangan kabur! Luca! Mandi! Luca!" teriaknya, sembari mengejar anjing peliharaannya yang berlarian di halaman rumah– rumah Lisa juga rumah tetangganya.

Dari mobil Nagyeom memperhatikan Stephanie. Gadis kecil itu bersembunyi di belakang kursi pengemudi sembari menonton Stephanie yang sedang berlarian. Seunghyun membungkuk di sebelah pintu mobil, memperhatikan Nagyeom yang keliatan khawatir. "Appa, Stephanie eomma sangat sakit ya?" tanya Nagyeom yang keliatan takut. Perasaan gadis kecil itu, tergambar jelas di wajahnya, takut juga khawatir.

"Hm... Stephanie eomma sakit. Apa Nagyeom takut? Apa yang membuatmu takut, sayang?"

"Bagaimana kalau Stephanie eomma tidak mengenali Nagyeom?"

"Tidak apa-apa," jawab Seunghyun, enggan membohongi Nagyeom. Lisa bilang kalau Stephanie sudah mengenali Nagyeom, Lisa sudah menunjukkan foto Nagyeom pada Stephanie. Tapi Seunghyun enggan memberi putrinya sebuah harapan palsu. Bagaimana kalau Stephanie lupa? Tidak ada jaminan Stephanie bisa mengenali Nagyeom hanya dari fotonya saja. Seunghyun enggan mengambil resiko melukai putrinya dengan sebuah ketidak pastian. "Kalau Stephanie eomma tidak mengenali Nagyeom, Nagyeom bisa mengenalkan diri padanya. Seperti di hari pertama sekolah. Seperti ketika Nagyeom bertemu teman-teman baru. Meskipun Nagyeom tidak mengenali Stephanie eomma, meskipun Stephanie eomma tidak mengenali Nagyeom, Nagyeom tetap anak yang Stephanie eomma lahirkan. Lagi pula, Stephanie eomma tidak meninggalkan Nagyeom pada appa karena dia membenci Nagyeom. Stephanie eomma, menitipkan Nagyeom pada appa karena dia harus melindungi Nagyeom."

Sparkling SocietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang