25

549 111 7
                                    

***

"... Aku sangat benci berjalan," ucap Jiyong, bicara pada semua pendengarnya dari studio kecil tempatnya bekerja. Malam ini adalah malam siaran langsungnya. "Ada sebuah minimarket di kompleks apartemenku, tapi saat perlu membeli sesuatu, aku selalu menyetir mobilku ke sana. Jarak kantor dan rumahku pun hanya lima belas menit kalau berjalan kaki, tapi aku selalu mengemudikan mobilku setiap kali bekerja. Aku benar-benar benci berjalan. Tapi, pada suatu hari, aku berjalan dengan seseorang dan anehnya aku menyukainya.

Wah... Apakah aku sudah cukup dewasa untuk menyukai hal-hal yang ku benci sebelumnya? Aku sempat bertanya-tanya, apa kah aku suka berjalan kaki sekarang? Jadi, di hari lainnya, aku mencoba untuk berjalan ke minimarket. Tapi aku tetap membencinya. Aku tetap tidak suka berjalan kaki. Lalu saat itu aku menyadarinya, aku benci berjalan kaki, tapi aku tetap bisa menikmatinya kalau berjalan bersama seseorang yang ku suka. Bukan hanya berjalan kaki, apapun yang aku lakukan, kalau bersama orang itu, aku menyukainya. Bahkan bertengkar sekali pun.

Ya, aku mulai berkencan dengannya akhir pekan kemarin, jadi ini adalah hari ke empat kami berkencan... Dan ya, kami sudah bertengkar. Berkencan bukan happy ending, itu justru sebuah awal, jadi kami bertengkar setelah berkencan. Alasannya? Menurutmu apa yang mungkin jadi alasan kami bertengkar? Bisakah kau menebaknya?"

Jiyong sibuk dengan acaranya, sedang Lisa tengah melayani pembawa acaranya- Jennie. Gadis itu tengah memberitahu Jennie tentang apa-apa saja yang perlu Jennie perhatikan selama acara mereka di rekam. Namun setelah semua persiapannya selesai, Lisa justru mengulurkan tangannya tepat di depan perut Jennie.

"Apa?" heran Jennie. "Kau melakukan kesalahan?"

"Kurasa tidak," geleng Lisa, yang memaksa Jennie untuk segera menjabat tangannya. "Perkenalkan, aku calon kakak iparmu," susul Lisa, membekukan Jennie juga Seungri dan dua juru kamera yang ada di sana untuk membantu mereka.

"Yang barusan aku dengar tadi bukan cerita pembaca?" tanya Jennie, menunjuk studio sebelah, tempat Jiyong mengerjakan acaranya.

Lisa menggeleng, untuk menjawab pertanyaan Jennie dan wanita itu langsung menutup mulutnya agar tidak berteriak di sana. "Cepat sekali!" seru Jennie, hampir sama kerasnya dengan teriakannya biasanya. "Bagaimana bisa?! Kalian mabuk dan tidur bersama?! Kau benar-benar melakukan rencana yang-"

"Kau gila?! Saat itu aku hanya bercanda! Aku tidak tidur dengannya!" protes Lisa. "Katanya, dia merasa terancam karena Suga, jadi dia memintaku untuk berkencan dengannya dan aku mau," cerita Lisa dengan wajah malu-malu yang tidak aneh bagi Jennie, namun sangat canggung untuk Seungri juga rekan-rekannya. Mereka seperti baru saja melihat orang lain saat melihat Lisa seperti itu.

Namun disaat suasana mulai terasa santai, BIBI justru masuk ke dalam studio itu kemudian memberitahu Lisa kalau ia punya seorang tamu yang ingin bertemu dengannya. BIBI bilang, orang itu menunggu di lantai dasar kantor mereka.

"Siapa yang datang?" tanya Lisa, sembari menyerahkan tugasnya untuk Seungri ambil alih.

"CEO Bang Sihyuk," jawab BIBI. "Kau benar-benar berhubungan dengan Suga BTS? Kenapa selera Suga dan Jiyong oppa sama? Ku harap tidak akan ada drama berebut pacar lagi di sini," cibir BIBI sembari menghela nafasnya, melirik Seungri yang menyuruh gadis itu untuk menutup mulutnya.

"Bagaimana kau tahu kalau Lisa dan Jiyong oppa berkencan?" tanya Jennie, setelah Lisa melangkah pergi meninggalkan pekerjaannya di sana.

"Jiyong oppa yang bilang, tadi pagi, katanya dia akan menceritakan hubungannya dengan Lisa saat acaranya," jawab BIBI. "Yongbae dan Seunghyun oppa juga sudah tahu, semua orang di kantor ini sudah tahu," susul BIBI terlihat begitu tenang sementara Jennie justru sebaliknya- bagaimana kalau Suga mengetahui hubungan itu kemudian menggagalkan rencana Lisa? Semua yang telah mereka susun akan berakhir sia-sia.

Di lantai dasar, Lisa melihat seorang pria dengan setelan jas hitam menunggunya di dekat pintu. Pria itu langsung mengenali Lisa begitu gadis itu turun, ia lantas meminta Lisa untuk mengikutinya sampai ke dalam mobil dan di sana Bang Sihyuk sudah menunggunya. Seperti yang sudah Lisa duga sebelumnya, pria itu ingin tahu tentang hubungan antara dirinya dengan Suga, dan yang paling penting, ia ingin Lisa mengakhiri hubungan itu.

Lisa memberitahu Bang Sihyuk yang sebenarnya, kalau ia tidak menyukai Suga. Lisa juga bilang kalau hanya Suga yang menginginkannya, ia tidak menginginkan Suga. Tapi Lisa enggan melepaskan Suga. "Apa yang bisa aku lakukan? Dia terus datang. Bukan salahku kalau dia tergila-gila padaku," ucap Lisa menanggapi permintaan CEO Bang. "Sudah lebih dari tujuh tahun, kenapa kau masih menggunakan cara yang sama?" sindir Lisa. "Sama seperti gadis-gadis yang diselingkuhi lalu marah pada orang ketiganya, kenapa kau mengangguku? Daripada marah dan menyuruhku pergi dari hidup mainanmu, kenapa kau tidak menjaga mainanmu saja? Aku tidak akan pergi kemanapun," tegas Lisa yang kemudian mendorong pintu mobil di sebelahnya agar terbuka.

CEO Bang menahan Lisa, ia tidak membiarkan Lisa pergi dari mobilnya sampai gadis itu berjanji akan meninggalkan Suga. "Tidak ada untungnya tetap di sini. Suga hanya akan menyakitimu, penggemarnya tidak akan menyukaimu," desak pria itu namun Lisa tidak terpengaruh karenanya.

"Kalau aku bilang Suga punya anak, akankah segalanya berubah?" gumam Lisa, melirik Bang Sihyuk yang kini kelihatan panik, terlihat sangat terkejut karena ucapan Lisa tadi. "Bagaimana reaksi fans kalau tahu, Suga pernah menghamili Stephanie?" susul Lisa, yang langsung melangkah keluar begitu ia selesai dengan kata-katanya. Kini, Lisa meninggalkan mobil sang CEO, sementara Bang Sihyuk masih berteriak marah di dalam mobilnya.

Lisa berencana naik ke lantai dua, berencana kembali bekerja namun Jennie yang terlihat terburu-buru membuatnya berhenti. "Kemana kau akan pergi?" tanya Lisa, sementara Jennie masih berlari kecil menuruni tangga sembari memakai mantelnya, dengan BIBI yang memanggilnya, berteriak agar Jennie tidak melarikan diri.

"Choi Nagyeom sakit di sekolahnya, katanya Seunghyun oppa tidak bisa dihubungi," ucap Jennie, membuat Lisa ikut terkejut hingga wanita itu pun bergegas mengikuti Jennie ke mobilnya. Lisa bertanya apa yang terjadi pada Nagyeom, apakah Nagyeom memakan sesuatu yang membuatnya alergi atau jatuh saat bermain. Tapi Jennie pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Gadis itu hanya mendapatkan pesan kalau Nagyeom sakit. "Siapa yang mengirimimu pesan? Ini bukan penipuan kan? Kau tidak berencana mengirim uang atau-"

"Nagyeom yang mengirimiku pesan. Katanya dia sakit tapi gurunya tidak bisa menghubungi ayahnya. Dimana Seunghyun oppa?!" kesal Jennie, yang bersama Lisa pergi ke tempat parkir kemudian masuk ke dalam mobil Jennie, bergegas menemui Nagyeom.

Sebenarnya Lisa penasaran, kenapa Jennie terlihat begitu panik seolah Nagyeom adalah anaknya sendiri. Namun ia belum bisa bertanya sekarang. Ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya. Ini bukan waktu yang tepat untuk mencaritahu alasan Jennie sering murung. Ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan tentang testpack yang ia temukan. Ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan alasan Jennie terlihat sedikit berbeda belakangan ini.

Lisa sering merasa kesal, pada beberapa teman yang ia kenal, sebab menanyakan alasannya murung. Bukan karena ia tidak ingin membebani orang lain dengan masalahnya, Lisa tidak setangguh itu. Ia selalu butuh teman bicara, ia butuh teman untuk membagi ceritanya, untuk mendengarkan keluhannya. Namun saat seseorang memaksanya untuk bercerita, "ada apa denganmu? Apa masalahmu? Ceritakan padaku, mungkin aku tidak bisa membantumu, tapi ceritakan saja dulu, bagi bebanmu denganku, aku akan merahasiakannya, tidak perlu malu," saat seseorang memintanya seperti itu, Lisa justru ragu. Apakah ia benar-benar peduli? Atau ia hanya penasaran?

Aku akan membagi kisahku padamu, kalau aku memang mempercayaimu. Tidak perlu memaksaku untuk bicara, aku akan memberitahumu kalau aku memang ingin melakukannya. Meski nantinya kau akan mengkhianatiku, saat sudah memutuskan untuk bicara padamu, aku tidak akan khawatir lagi. Aku yang memutuskan sejauh mana aku bisa mempercayaimu, kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri, dengan begitu aku bisa mengatakan segalanya.

Lisa ingin jadi seseorang yang seperti itu. Seseorang yang Jennie percayai, seseorang yang akan selalu berdiri di sisi Jennie dan siap mendengarkan apa yang perlu ia dengar. Ia tidak ingin memaksa Jennie untuk mempercayainya seperti bagaimana ia mempercayai Jennie. Kepercayaan adalah hal yang hanya bisa diberikan secara sukarela, Lisa tidak bisa memohon untuk itu.

***

Sparkling SocietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang