Pagi ini Ara diantarkan lagi oleh Mira, karena jika ke Indonesia Mira tidak mempunyai tempat tinggal jadi dirinya selalu menginap di rumah Ara.
"Thank u udah anterin aku kaka rese." Ucap Ara dengan muka yang berseri membuka seatbelt.
"Kalau ada yang macem macem sama lu, lapor sama gue. Biar gue pites palanya."
"Astaga galak bet."
Ara turun dari mobilnya disusul oleh Mira, keduanya kini tengah berdiri dan sedikit menyender di depan mobilnya.
Mira sedikit berbincang dan menasehati Ara yang baru saja menginjak dunia SMA. Ara pun mendengarkan dengan baik nasehat dari kakanya itu, sesering apapun Ara dan Mira bertengkar mereka akan tetap kembali layaknya adik dan kaka kandung.
"Araa!" Panggil Jessi yang baru saja memasuki gerbang sekolah.
"Haii." Sapa Ara pada Jessi.
"Kenalin, kaka gue Ka Miwa." Ucap Ara mengenalkan Mira pada Jessi.
"Bukannya ?"
"Iya kaka mulung nih." Ucap Ara bercanda.
"Lambe lu." Ucap Mira menggebug bahu Ara.
"Aduh, sakit kaaa." Jawab Ara sedikit memberantakan rambut Mira.
Sedangkan Jessi kebingungan melihat Ara dan kakanya ini sedang bertengkar.
'BREMMM'
"Astaga tu orang kaga pernah santai emang ye, gue dulu sepeda pake gelas bunyi begitu aja kaga di brem bremin begitu dah. Kalau kata kita dulu apa ka Miwa?"
"RIYAAAA." Teriak Mira dan membuat Ara dan Jessi tertawa
Ucapan itu terdengar oleh Chika, membuatnya menoleh ke sumber suara.
Ara, Jessi dan Mira memberhentikan tawa mereka.
"Dah ah balik sanaa." Perintah Ara pada Mira.
"Nanti gue jemput yaa."
"Beresin dulu rambut lu kaa, sini." Ucap Ara sedikit membenarkan rambut miwa yang diberantaki oleh Ara.
Chika yang melihat itu langsung pergi ke dalam lapangan menuju ke kelasnya. Chika bergumam dalam hatinya kapan dirinya bisa kembali berdamai dengan Ara, padahal Chika tidak ada niatan utuk menjadikan Ara pelampiasan. Chika sangat tulus ingin mengenal Ara, tapi karena omongan Eril semuanya menjadi ancur berantakan dan Ara menganggap bahwa dirinya sebagai pelampiasan Chika.
"Chikaa." Panggil Badrun pada Chika.
Chika menoleh ke arah Badrun yang memanggilnya.
"Lo kenapa ? Lo jadi aneh akhir akhir ini. Lo gasuka kalau mama gue udah sembuh dan gue balik ke sekolah ini?" Tanya Badrun pada Chika.
"Engga gitu Drun, gatau deh mood gue lagi gabener. Maaf yaa." Ucap Chika dengan lembut.
Badrun tak menyimpan penasaran pada Chika, dirinya langsung paham mungkin memang mood Chika sedang tidak baik.
"Gue bawa ini, makan yaa semoga mood lo jadi baik." Ucap Badrun pada Chika memberikan satu coklat dari saku jaketnya.
"Makasih." Ucap Chika dengan tersenyum.
"Sama sama sayang." Jawab Badrun mengelus kepala Chika.
"Hadehh, masih pagi udah bucin aja nih best couple." Ucap Eril.
Chika hanya tersenyum kecil, pasalnya Eril lah yang membuat kesalah pahaman sehingga Ara si adik kelasnya itu menghindari Chika.
"Gue duluan ke kelas ya." Ucap Badrun pada Chika.
![](https://img.wattpad.com/cover/269396476-288-k651108.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]
Teen Fiction⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐧 "𝐀𝐩𝐫𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲" 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧. 𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤�...