APRICITY 37

4.5K 606 38
                                    

Chika tidak tahu Ara akan berangkat malam ini, karena Ara yang tidak memberi tahunya. Namun Jessi berfikir, apa tidak sakit hati Chika jika tidak melihat Ara sebelum berangkat. Jessi sempat berdiskusi dengan Eli sebelum menghubungi Chika, dan Eli mengiyakan saran yang di berikannya. Dengan cepat Jessi menelfon Chika.

"Hallo, Jessi kenapa ?" Tanya Chika saat baru saja selesai membersihkan dirinya.

'Ka Chika, apa Ara bilang ke ke Chika kalau dia berangkat malam ini ?'

Chika membulatkan matanya, "Hah ?"

'Ka Chika, Ara berangkat malem ini. Aku ngabarin ke Ka Chika takutnya kaka mau ikut ke Bandara nganterin Ara.'

"Ah iya, aku ikut. Aku siap siap sekarang buat ke Bandara Soetta."

'Oke ka Chika, aku tunggu. Kabarin Jessi ya.'

"Oke."

Telfon itu di matikan cepat oleh Chika, Chika segera bersiap dengan pakaian seadanya dan rambut yang ia gerai. Chika membawa totebag yang sudah di isi barang untuk di berikan kepada Ara.

"Mau kemana malem malem gini ?" Tanya Aya yang kebetulan sedang berada di ruang tamu.

"Aku izin sebentar buat ketemu Ara ya mami ke Bandara." Jawab Chika terburu buru untuk memanggil supirnya di luar.

"HATI HATII SAYANG." Teriak Aya dari dalam rumah.


***

"Saat ini Ara sudah take off, Shani dan Mira memilih untuk tidur . Sedangkan Ara memilih untuk mengambil kotak pertama yang di berikan oleh Jessi dan berada pada tas gendongnya.

'Krekk..'

Kotak itu terbuka, terlihat ada beberapa foto polaroid dan surat yang tertata rapi di dalamnya.

(Salah satu foto yang ada di kotak pemberian Jessi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Salah satu foto yang ada di kotak pemberian Jessi)

'Hai Zahra Nur yang ga suka di panggil Zahra, entah lah kenapa gue bisa deket sama lo kaya gini. Berawal dari dasi yang gue pinjem waktu awal masuk sekolah dan lo bilang ga bawa dan hampir ketauan panitia sampe akhirnya gue bisa deket sama lo itu kaya kesenangan tersendiri bagi gue Ra. Thanks ya udah jadi temen dan sahabat gue, gue tau lo belum percaya sepenuhnyaa sama gue buat cerita masalah lo tapi percaya atau engga gue amat sangat senang kalau lo mau cerita sama gue. Take care di London, jangan jadi anak yang nakal ye gue tunggu lo balik ke Indonesia ini dengan keadaan yang sehat. Kita pasti kangen banget sama lo meskipun lo orang yang cuek tapi sebenernya lo perhatian ko. Jangan lupa ngabarin kita ya Raa, gue tunggu kabar dari lo.'

Ara mengembangkan senyumannya saat melihat surat dan foto foto mereka bersama, rasanya ia ingin turun dari pesawat supaya bisa bertemu lagi dengan mereka.

Setelah 16 jam berada di atas awan dan sempat mengalami beberapa turbulence hebat akhirnya Ara mendarat dengan selamat di Bandara London City.

Ara melemparkan kunci mobil yang sudah di sewa oleh Shani kepada Mira, "Ambil, lo yang nyetir." Perintahnya.

𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang