Ara membuka matanya secara perlahan, melihat langit langit di ruang tamu Chika menggeserkan sedikit bahunya yang masih terdapat senderan kepala Chika disana. Ara mengangkat lengan tangannya dan melihat jam berapa ini, "Jam 10."
Ara membulatkan matanya saat melihat jam nya. "Kaa.." panggil Ara kepada Chika.
Ara berusaha memanggil Chika dan berharap agar Chika terbangun dari tidurnya.
"Kaka Icaa.."
"Hmm." Ucap Chika sedikit lemas.
"Bangun ka, gue mau balik."
"Nginep aja si, besok juga kan ke sekolah lagi pagi."
"Gue gaada seragam lagi ini."
Chika membenarkan posisinya, "Nginep yaa ?" Pinta Chika manja.
Ah, Chika benar benar menyebalkan hari ini.
"Engga! gue balik yaa."
"Araa, kaki gue sakit mami gaada kalau gue butuh bantuan gue harus ke siapa ?"
"Bibi lah."
"Bibi kalau udah tidur karna kecapean ngurusin kerjaan rumah gimana ?"
"Iya kan gue juga cape hari ini ngurusin kegiatan sekolah." Ucap Ara lembut agar Chika memberi izin untuk Ara pulang.
"Cape apa ? orang yang kerjain Dey semua. Lo dari tadi kan sama gue."
Ara menghela nafasnya dalam, "Kaa, kenapa si hari ini manja banget?" Tanya Ara menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Bulan depan gue udah ga sama lo, jangan protes."
"Iya tapi—."
"Udah lo nginep di sini, lagian di rumah juga lo sendirian kan."
"Ada Ka Miwa."
"Ka miwa tadi Whatsapp gue dia mau nginep di Appart temennya."
Ara memutar matanya malas, entah apalagi alasan yang harus ia keluarkan agar tidak menginap di rumah Chika. Karena Chika terus bertanya dan memaksa Ara untuk menginap di rumahnya, akhirnya ia mengiyaka perkataan Chika.
"Nah gitu dong." Ucap Chika senang.
Chika menepuk space kosong di sebelahnya, "Sini."
Ara kembali duduk di sofa itu dan menemani Chika yang hari ini memang menjadi anak kecil.
***
"Ara!" Panggil Jessi kepada Ara di lapangan.
"Jeccii, kenapa ?"
"Lo berangkat ke London kapan ?"
"2 minggu lagi, kenapa ?"
Jessi memberikan satu kotak kecil dengan pita merah kepada Ara. "Nih."
"Apa ini ?"
"Buka kalau udah dirumah, ini baru satu. Satu lagi bakalan gue kasih pas lo mau pergi." Ucap Jessi tersenyum manis kepada Ara.
Ara melihat kotak itu, tersenyum kecil dan melihat wajah Jessi, "Thank u ya!"
"Okey, sekarang lo E-sport lagi ?"
Ara menganguk. "Semangat Raa, menangin deh tuh kelas kita."
"Pastii."
"Yaudah kalau gitu gue ke aula dulu ya ?" Pamit Ara kepada Jessi.
Dengan cepat Jessi mengangguk dan hanya melihat langkah Ara yang menjauhi dirinya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]
Teen Fiction⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐧 "𝐀𝐩𝐫𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲" 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧. 𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤�...