APRICITY 41

4.1K 499 91
                                    

Hallo, selamat membaca!


Ara sudah siap untuk berangkat ke sekolahnya dengan mengendong tas gitarnya di punggung. Pagi ini ia mengunjungi basement parkir untuk mengambil motor vespanya.

Tentunya pagi ini ia sudah sarapan dengan makanan seadanya di apartemen. "Pagi ini dingin banget dah, jadi kangen Indonesia." Ucapnya saat motor itu melaju keluar dari Basement.

'Srtttt...'

"Oi Kathrin, lo ngapain masih di depan rumah ? ayo berangkat." Ucap Ara saat melihat Kathrin yang masih berada di halaman rumahnya.

"Gue nunggu supir gue Ra, lama banget."

"Berangkat bareng gue aja ayo." Ajak Ara.

Sudut bibir Kathrin terangkat, "Ayo."

Kathrin mendekati Ara dan menaiki motor Vespa hitam itu, "Hari ini beres kelas lo langsung balik?" Tanya Kathrin

Ara sedikit menoleh ke belakang, "Gatau, kenapa ?"

"Gue lagi pengen jalan Ra, gue lagi males di rumah. Kaya bosen aja gitu setiap balik kelas yang di liat pemandangan rumah lagi."

"Bilang aja lo mau main bareng gue." Ujar Ara dengan PD nya.

"Lah itu mah lo yang ngomong."

Ara terkekeh, "Yaudah balik kelas nanti gue bawa lo ke suatu tempat yang indah menurut gue."

Kathrin menghela nafasnya, "Menurut lo indah, menurut gue ?"

Ara mengerem motornya, tentu mereka sudah sampai di halaman sekolahnya, "Kebiasaan, suka nilai sebelum liat." Ucapnya sambil menyenggol hidung Kathrin.

Kathrin yang tak terima melipatkan kedua tangannya di dada, "Berani jamin apa kalau tempat itu indah ?"

Ara memutar bola matanya, "Kalau menurut lo tempat itu ga indah, lo boleh minta apa pun sama gue."

"seriously ? "

"Iyupsi." Jawab Ara dengan senyuman yang manis



***



"Hai Chika." Sapa Badrun yang berjalan beriringan dengan Chika di lorong sekolah.

Chika hanya menoleh kepada Badrun tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Chik, kepala gue masih sakit gara - gara bola kemarin."

'Trepp.'

Langkah Chika terhenti, pandangannya memandang mata Badrun. "Terus ? udah minum obat kan ?" Ucapnya sedikit ketus.

"Udah."

"Yaudah kalau udah, gausah manja." Katanya sambil melanjutkan langkah kakinya namun Badrun menahan tangan Chika untuk menghentikan langkahnya.

"Kenapa ?" Tanya Chika

"Ikut gue." Ucap Badrun yang membawa Chika ke taman belakang.

Chika sedikit meringis karena tangan yang di tarik oleh Badrun, "Awshh, lepas." Ujar Chika dengan menghentakan tangannya agar terlepas dari ganggaman tangan Badrun.

"Apa ?"

"Chika gue mohon, maafin kesalahan gue yang toxic itu Chik. Gue tau gue salah dan gue egois, gue mau lo balik lagi sama gue kaya dulu Chika. Gue bakalan perbaikin semua kesalahan gue, kita jadi pasangan yang romatis lagi di sekolah ini. Ayo Chika, gue janji gue gabakalan ngecewain lo lagi." Ucap Badrun dengan nada yang bergetar.

𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang