Ara menutup pintu appartemen nya, ia baru saja pulang dengan membawa makan sore yang di berikan oleh Kathrin. Ara melemparkan tasnya ke sofa dan menyimpan ponselnya di atas meja.
"Harum." Ucap Ara saat membuka box makanan yang berwarna biru.
Ara berdiri dan membawa sendok dari dapur, bersiap untuk memakan makanan yang sudah berada di hadapanya.
'Drrtt..Drttt..'
Ara yang sudah siap menyuapkan nasi pada mulutnya seketika terhenti, ia menyimpan kembali sendok itu dan mengangkat ponsel yang baru saja bergetar.
"Sebel nih gue sama yang gini gini." Gerutunya sebelum telpone itu terhubung.
"Hallo ka." Sapa Ara di dalam telfon yang sudah tersambung pada Chika.
"Katanya mau telfon, udah balik kan ?
"Hehe udah, baru sampe appart juga." Katanya sambil menyenderkan tubuhnya di sofa.
"Lo males ya gue telfon ? yaudah deh matiin aja Ra." Kata Chika dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Ka Chika kenapa si ? lagi sensi ya ? maaf yaa suara gue emang lagi kaya sawi ini. Jangan ambek begitu jelek cantiknya ilang." Ucapnya merayu Chika yang satu tahun lebih tua dari nya agar tidak marah.
Chika yang mendengar ucapan itu dari Ara langsung salah tingkah di kamarnya, ia tersenyum dengan sangat lebar sambil menepuk bantal yang berada di sampingnya.
"Ka Ica ngapain aja hari ini di sekolah ?" Tanya Ara.
"Hari ini, gue rapat osis, belajar kaya biasa, pulang terus telfon lo."
"Udah makan kan?"
"Udah ko, lo udah makan belom Ra ?"
"Gue ini baru mau satu suap makan, Ka Chika telfon jadi angkat dulu telfon dari Ka Chika hehe." Kata Ara sambil sedikit tertawa.
"Ihhh, kenapa ? yaudah lo makan dulu aja sanaa."
"Temeninn." Jawabnya dengan nada anak kecil yang manja.
Lagi lagi Chika tersenyum dengan ucapan Ara, Chika benar benar sangat rindu dengan Ara sekarang.
"Ya Tuhann adik guee, iya iya ini di temenin."
Ara menyuapkan nasi yang berada di sendoknya, sambil mengunyah ia sambil berbicara dengan Chika, "Lo ga ada gue di Indonesia kalau pergi sama siapa dah ka ?"
"Sama gojekgojekgojekgojek."
"Wah, lo satu circle ye sekarang sama gojek?"
"Iya dong."
"Sama Badrun gimana ? aman ?" Kata Ara di dalam telfonnya secara tiba tiba.
"Ko Badrun sih ? jangan mulai deh lu."
"Eh, kan gue cuman nanya. Lu sama Badrun gimana gitu ? aman kan ?"
"Gatau gue udah gapernah ketemu lagi sama dia."
"Iya kah ? Ka Miwa tuh waktu kemarin telfon gue dan bilang katanya ketemu elu di minimarket sama Badrun tapi dia kaga mau nyapa elu, gatau deh kenapa."
"Raaa!" Ucap Chika agar Ara menghentikan pembicaraanya.
"Ahahaha, gapapa lagian. Gue udah capek bat ngomong sama manusia batu. Lo ngeyel, dan gue ga suka orang yang ngeyel. itu hak lo ko kaa kalau mau deket sama dia. Gue siapa di hidup lo sampe harus ngatur lo biar ga deket sama dia ? toh lo juga lebih dulu kenal dia dibanding gue." Kata Ara dengan lembut namun sedikit sakit di hati Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]
Teen Fiction⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐧 "𝐀𝐩𝐫𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲" 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧. 𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤�...