Ara dan Chika sudah memasuki mobil yang didalamnya terdapat Pa Wahyu yang sedari tadi menunggu.
"Udah lama pa?" Tanya Chika pada Pa Wahyu.
"Lumayan non." Jawab Pa Wahyu dengan ramah.
"Jalan sekarang non?"
"Iya pa." Jawab Ara singkat.
Saat ini jalanan sangat macet karena ada pohon yang tumbang dan banjir karena hujan tadi.
Ara melihat ke arah kaca, hujan kecil terus mengguyur kota Jakarta dimalam itu.
Ara menoleh ke arah Chika yang wajah nya sedikit pucat sekarang.
"Ka Chika kenapa ? Pusing ?" Tanya Ara sambil menyimpan punggung tangannya dikening Chika.
"Engga ko biasa aja."
"Tapi wajah Ka Chika pucet."
Ara memegang tangan kanan Chika.
"Dingin ya kaa?" Tanya Ara lagi.
"Pa tolong matiin Ac mobilnya pa." Pinta Ara pada Pa Wahyu.
"Baik non."
"Aduh, Ka Chika jangan sakit dong." Pinta Ara sedikit khawatir pada Chika.
Kini tangan Ara yang tadi hanya memegang tangan Chika, sekarang berubah menjadi genggaman.
"Sini tidur dulu aja, jalanan macet. Nanti aku bangunin Ka Chika kalau udah sampe." Ucap Ara merubah logatnya menjadi Aku dari yang sebelumnya berbicara Gue. Dirinya meminta Chika untuk menyenderkan kepalanya di bahu Ara karena khawatir dengan kondisi Chika saat ini.
Perjalanan cukup lama dari yang sebelumnya hanya berkisar 45 menit, karena ada kendala kini perjalanan berkisar 90 menit.
Ara langsung membuka pintunya dibantu oleh Pa Wahyu saat sampai di halaman rumahnya.
"Sini aku gendong aja." Ucap Ara memberikan punggung dan bahunya untuk membawa Chika ke kamarnya.
Chika mengikuti karena badannya yang sedikit lemas saat ini. Dirinya mengalungkan kedua tangannya di leher Ara.
"Busett, berat bat dah." Gerutu Ara dalam hatinya.
"Mau saya bantu non?" Tanya Pa Wahyu.
"Hmm, gausah Pa biar saya aja."
Dengan usaha yang sangat keras akhirnya Ara bisa membawa Chika ke kamarnya di lantai 2.
"Ka Chika ganti baju sendiri dulu ya, aku ambil air anget buat Ka Chika. Ini baju kaka." Ucap Ara meletakan baju tidur yang baru saja dikeluarkan dari lemarinya dan kini Ara sudah meninggalkan Chika sendirian di kamar.
Setelah 10 menit, akhirnya Ara masuk kembali ke dalam kamar. Chika pun sudah berganti baju dengan baju yang diberikan oleh Ara.
"Baju lu ganti, basah kuyup gitu kaya kucing keujanan." Ucap Chika lirih karena dirinya lemas.
Ara melihat ke arah tubuhnya yang memang sedang basah kuyup, dirinya menyengir dan mengambil handuk untuk mandi.
"Mau ngapain lu ? Mandi?" Tanya Chika dengan penekanan.
"Iya lah mandi."
"Ga, gaada. Bersih bersih aja besok pagi mandinya nanti lu masuk angin raa."
"Ka Chika sakit sakit juga ngomelnya tetep jalan ye, iye iye aku gamandi ini bersih bersih doang."
Ara pergi ke kamar mandinya sekitar 15 menit untuk membersihkan diri sedangkan Chika merebahkan badannya di kasur Ara.
'Tringg...'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]
Teen Fiction⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐧 "𝐀𝐩𝐫𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲" 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧. 𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤�...