Hari mulai berganti, Chika tetap berada di Rumah Sakit Sentosa Jakarta untuk menemani Ara karena tidak ada satupun orang yang akan menemaninya jika Chika pulang. Teman teman Ara pun kemarin sore berpamitan pulang pada Chika.
"Raa.. bangun." Perintah Chika saat waktu sudah menunjukan pukul 08.00
Ara yang sedang terpasang selang infuspun menggeliatkan badannya, membuka perlahan matanya dan menunjukan muka bantalnya pada Chika.
"Sarapan yaa, suster udah ngasih makanan nih."
Ara menggelengkan kepalanya dan menarik selimut Rumah Sakit kembali untuk melanjutkan tidurnya.
"Raaa."
"Lima menit lagi."
"Oke gue tunggu 5 menit."
Chika kembali duduk di sofa, karena Ara menempati Rumah Sakit VIP jadi semua sudah tersedia di sana.
Setelah menunggu lima menit Chika bangun dari duduknya dan menghampiri Ara lagi.
"Udah lima menit, bangun!" Perintah Chika lagi yang membuat Ara benar benar bangun dari tidurnya.
Ara menggesekan matanya menggunakan telunjuk jarinya, "Iye." Ucap Ara dingin.
Ara mengubah posisi tidurnya menjadi semi fowler agar tidak tersedak ketika makan. Sedangkan Chika membuka satu persatu makanan Rumah Sakit yang masih ditutupi oleh plastik wrap.
"Aaaa.." Ucap Chika agar Ara membuka mulutnya.
Ara menurut dan membuka mulutnya lebar.
"Pinter."
'Tok..tok..tok..'
Seorang wanita memakai baju serba putih serta memakai nurse cap menghampiri Chika dengan membawa 1 baki berisikan obat untuk di minum Ara setelah makan.
"Makasih sus." Ucap Chika ramah pada suster yang sudah menyimpan baki itu di sebelah kasur Ara.
"Sama sama, ini di minum setelah makan ya."
Ara dan Chika mengangguk paham.
"Ohiya demamnya udah turun ya, nanti dokter bakalan ngunjungin kesini kemungkinan hari ini pasien sudah boleh pulang."
Ara tersenyum senang, "Makasih banyak sus."
"Sama sama, kalau gitu saya pamit yaa kalau butuh bantuan apa apa bisa pijit bel di samping ya."
"Baik sus." Ucap Chika dan Ara berbarengan.
Tidak lama setelah suster itu meninggalkan ruangan dan Ara yang sudah menghabiskan makanan juga obatnya kini seorang pria berjas putih dan satu orang suster memasuki ruangan dan mengatakan jika pasiennya itu boleh pulang dengan catatan banyak beristirahat dan banyak makan juga minum. Tidak di anjurkan untuk minuman bercafein dan makanan pedas, Ara mengerti dengan perkataan tersebut. Suster itu membantu untuk melepaskan selang infus pada tangannya.
"Makasih suster." Ucap Ara setelah suster berhasil melepaskan infusan dan terdapat plester di tangannya itu.
"Sama sama de." Jawab Suster itu sambil tersenyum ramah.
"Ganti baju, kuat?" Tanya Chika pada Ara.
"Kuat." Ucapnya Dingin pada Chika.
Chika memberikan baju untuk Ara pulang, dan Ara pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Setelah itu Ara mengunjungi administrasi untuk membayar tunggakan selama di rumah sakit menggunakan ATM pribadinya.
"Mama udah balik?" Tanya Chika pada saat Ara sedang menunggu pembayaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]
Teen Fiction⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐧 "𝐀𝐩𝐫𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲" 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧. 𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤�...