Saat ini matahari sudah menunjukan dirinya, menyorot mata Ara dan membuatnya terbangun dari tidurnya.
Ara mengambil ponselnya dan melihat jam yang tertera pada ponselnya.
Ia beranjak dari kasur menuju ke toilet untuk mencuci mukanya. Ia melihat Chika yang saat ini masih tertidur dengan memeluk guling milik Ara.
Ara keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur berniatkan untuk membuatkan sarapan untuk dirinya dan juga Chika.
"Loh mama, katanya berangkat lagi ?" Tanya Ara pada Shani yang sedang memasak di dapur.
"Iya hari ini berangkat sebentar lagi." Jelas Shani pada Ara.
Ara mengangguk paham.
"Chika mana ?" Tanya Shani melihat hanya Ara yang menuju dapur sendirian.
"Ka Chika masih bobo."
"Ini kalau Chika udah bangun kasih ini sama dia, ini buat kamu ini buat Chika." Jelas nya sambil memberikan satu piring yang berisikan nasi juga sayur dan 1 gelas susu.
"Oke."
Tidak lama dari itu Chika turun dari kamar Ara menuju dapur dengan mengucek matanya.
"Raa.."
"Hmm?" Jawab Ara menoleh ke arah tangga dimana ada Chika yang tengah berdiri.
"Kenapa turun duluan?"
"Ka Chika keliatan cape, makanya aku biarin ka Chika tetep bobo."
"Sinii, sarapan dulu Chika." Panggil Shani pada Chika.
"Iya tante."
"Aneh banget panggil tante, mama aja." Pinta Shani
"Hehee iya mama." Jawab Chika menuruti kemauan Shani.
"Raa, hari ini ada briefing buat acara pensi."
Ara yang sedang menyendok nasinya pun mengangguk paham dengan apa yang dikatakan oleh Chika.
"Sesuai rundown kak?" Tanya Ara.
"Diusahakan sesuai." Jawab Chika.
"Kalian ada acara kah hari ini?" Tanya Shani.
"Iya ada briefing untuk program kerja, pentas seni mam." Jelas Chika pada Shani yang juga berada di satu meja makan itu.
"Titip Ara yaa." Pinta Shani.
"Mammm.." Panggil Ara lirih.
"Siap mamm!"
***
Waktu kini sudah menunjukan pukul 12 siang. Ara dan juga Chika sudah rapih untuk pergi kelapangan menjalani briefing. Acaranya akan dimulai esok. Semua Divisi ingin acara dalam program kerja ini berjalan dengan lancar.Saat ini Chika memakai baju Ara karena dirinya tidak pulang kemarin. Untung saja Chika dan Ara umurnya tidak berjarak terlalu jauh jadi Chika bisa meminjam pakaian Ara.
"Kaa, mama mau berangkat. Kaka bawa mobil kah?" Teriak Shani pada Ara yang sedang menyelendangkan tasnya dikamar.
"Engga aku dianterin pa wahyu." Teriak Ara yang membuat telinga Chika sakit.
"Samperin kali raa, gausah teriak kek gitu berisik sakit kuping gue."
"Sorry." Jawab Ara dingin dan pergi keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]
Teen Fiction⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐧 "𝐀𝐩𝐫𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲" 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧. 𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤�...