"Raaa tunggu duluuu. Dengerin gue!" Panggil Chika sambil sedikit berlari menarik tangan Ara.
"Apa si."
"Jangan kaya anak kecil."
"Siapa yang kaya anak kecil ? Gue cuman mau ke kelas."
"Raa, gue udah bilang kalau gue udah gaada apa apa sama dia. Gue pun udah bilang kalau gue gapernah mau balik sama dia."
"Iya terus ?"
"Raa.."
"Iya ka Chika, sekarang aku mau balik ke kelas ya."
"Hari ini rapat." Ucap Chika dengan cepat agar Ara tidak langsung pulang meninggalkan dirinya nanti.
"Katanya gausah pikirin rapat dulu ?"
"Iya tapi hari ini rapat dadakan."
"Gabisa, besok aja deh."
"Lo ketuplak, acaranya udah mepet Raa."
"Ck, Oke." Jawab Ara dingin dan pergi menuju ke kelasnya.
Chika menghela nafasnya, ia harus extra sabar untuk menghadapi bocah itu. Tapi Chika sedikit tersenyum karena melihat kecemburuan Ara pada Chika, berarti Ara sudah mengakui bahwa dirinya bucin pada Chika.
Iya Ara marah pada Chika karena Badrun yang tiba tiba menghampiri meja mereka dan meminta untuk duduk berbarengan, namun Ara langsung menolak permintaan Badrun.
Ara menanggahkan kepalanya melihat Badrun yang berdiri di sana. "Tuh bangku masih kosong." Ucap Ara menunjuk ke arah kursi yang kosong.
"Hmm, tapi gue maunya disini."
Ara langsung berdiri dari duduknya dan berpindah posisi, sekarang Ara berada di samping Chika.
"Tapi disini udah di isi." Ucap Ara dingin pada Badrun.
"Yaudah gue duduk disana." Pinta Badrun untuk mengisi bangku kosong yang sebelumnya di isi oleh Ara.
"Drun, ngape lu kaga di sana aja sii. Lu udah bukan pawangnya si Chika lagi juga." Ucap Jinan kesal pada Badrun yang terus menganggu sahabatnya itu.
"Bukan pawangnya lagi ? Kata siapa ? Belum tau aja lu kalau—."
Semua menatap ke arah Badrun.
"Santai santai, gaakan gue lanjutin gue pergi dari sini santaii. Chikk, rahasiaan aja ya kita mah."
Ara langsung membalikan kepalanya menatap tajam kepada Chika seperti bola mata yang akan keluar dari mata Ara.
"Aaa-apa?" Tanya Chika heran kebingunan dengan perkataan Badrun dan juga tatapan tajam dari Ara.
Ara bangun dari duduknya, "Nih, titip bayar makan gue." Ucapnya dan berjalan cepat meninggalkan teman temannya dan juga kantin.
Chika yang melihat Ara langsung buru buru mengikutinya dari belakang.
"Ner bener tu si Badrun, ada aja yang bikin orang salah paham." Gerutu Jinan pada Cindy.
Sedangkan teman teman Ara menatap mereka kebingungan, ada apa dengan mereka ?
"Tuh udah gue bilangin juga." Gerutu Lulu kesal.
"Luu.." Ucap Jessi lirih agar Lulu tak meracau kemana mana lagi.
***
Setelah jam pelajaran selesai Ara membereskan buku bukunya yang berserakan di atas meja."Langsung pulang?" Tanya Jessi.
"Ada rapat dulu Jes."
Jessi mengangguk sambil membereskan buku bukunya juga.
"Jangan lupa makan ya, kalau butuh apa apa panggil gue di ruang divisi. Gue juga ada rapat disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗣𝗥𝗜𝗖𝗜𝗧𝗬 [𝗖𝗛𝗜𝗞𝗔𝗥𝗔]
Teen Fiction⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐧 "𝐀𝐩𝐫𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲" 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧. 𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤�...