Orang-orang berlalu lalang, sibuk akan kegiatannya masing-masing ; berkutat dengan pekerjaan, bermain handphone-nya, berbicara dengan temannya juga sebagainya.
Diam menatap mereka.
Hanya aku yang diam menatap mereka. Tak melakukan kegiatan lain selain memperhatikan manusia-manusia itu.
Lagipula, apa yang harus kulakukan?
Memang, aku ingin diperhatikan layaknya yang lain. Tapi apa daya, manusia terlalu lemah untuk peka terhadap keadaan sekitarnya, tidak sadar bahwa ada yang butuh perhatian mereka.
Terlebih diriku. Yah, walau aku benar-benar sadar kalau tidak pantas untuk disayangi seperti yang lain.
Aku sudah tidak berguna seperti yang lain...
Bagian-bagian tubuhku telah terbuang...
Hanya saja, keinginan untuk disayangi seperti dulu... masih tersisa.
Kalian benar. Tinggal kepala ini yang tersisa dengan iris hitam yang satu kesatuan dengan bagian itu--menatap mereka dan terus memperhatikan dari detik demi detik.
Aku...
Hanyalah seonggok boneka...
Bersisakan kepala yang telah dibuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putaverunt
Short Story"Putaverunt, yang artinya pikiran. Di mana buku ini hanya berisi cerita pendek yang berasal dari pikiranku." Goresan pena penuh kegelapan mulai menghantuiku. Tak ingin sia-sia, segera kutuai dalam sebuah kertas putih bersih, membagikannya ke pada si...