Nyam nyam!
Hari ini, aku memakan makanan kesukaanku. Enak lho, sangat enak. Kalian pasti ingin mencobanya juga ketika melihatku makan, haha.
Tanganku pun merobek dagingnya, tatapannya masih sama menatapku, tak berubah sedikitpun. Yah, toh, ia sudah mati jadi tidak perlu kukhawatirkan.
Sudah banyak bagian yang kumakan. Eh~? Kalian tidak ingin mencobanya juga? Ya sudah, biarkan daging ini menjadi sepenuhnya milikku.
Aish, padahal enak. Sayang sekali kalian tidak ingin mencicipinya.
Tulangnya mulai kelihatan saat aku menghabiskan dagingnya. Tentu saja aku menikmati acara makanku ini. Terlebih lagi aku semakin bersemangat saat akan mencapai bagian favoritku, mata.
Kedua mata itu, menjadi bagian favoritku. Enak sekali, kalian tidak akan menemukan makanan seenak ini didunia selain bagian itu.
Kemudian, aku pun mencongkel matanya, mengambilnya tanpa berperasaan dan melahapnya layaknya memakan makanan biasa.
Nyam nyam!
Tapi tak lama setelah itu, acara makanku terganggu oleh sosok yang tak lain adalah orang yang melahirkanku.
"Bagaimana? Apa makanannya enak?" tanyanya sembari memamerkan senyuman hangatnya.
Aku membalas senyuman itu dengan senyum yang tak kalah hangat juga ceria.
"Tentu saja! Ikan ini enak!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Putaverunt
Historia Corta"Putaverunt, yang artinya pikiran. Di mana buku ini hanya berisi cerita pendek yang berasal dari pikiranku." Goresan pena penuh kegelapan mulai menghantuiku. Tak ingin sia-sia, segera kutuai dalam sebuah kertas putih bersih, membagikannya ke pada si...