✦ Lelah

9 4 0
                                        

Pernahkah kalian berpikir untuk mengakhiri hidup?

Pasti semua orang, tak hanya aku, pernah sekali berpikir mengenai mengapa mereka berada di dunia. Tujuan eksistensi mereka ada, juga sebenarnya untuk apa? Berbagai pertanyaan itu, selalu melekat di pikiranku.

Ini sudah malam. Ada yang mengatakan kalau jangan pernah percaya pada intuisi dan perasaan di atas jam sembilan malam. Karena manusia berada pada saat itu berada di masa sensitifnya. Tentu, aku memikirkan hal ini bertepatan dengan tengah malam pada waktu itu.

Kalian tahu apa yang menjadi pemicu untuk tetap bertahan di masa sulit?

Orang yang terkasih, impian, dan obsesi.

Jika membahas mengenai ketiga hal itu, aku tidak punya sama sekali. Semuanya telah dihancurkan. Orang yang kusayangi, sahabatku semuanya meninggalkanku ketika mereka bertemu dengan orang baru. Impianku seolah membuatku makin terjerumus ke dalam kegelapan, berhadapan dengan orang-orang bertalenta mau tak mau menghilangkan harapanku. Obsesi untuk mendapatkan hidup yang tenang dan damai pun juga binasa, secara hal itu membutuhkan uang dan waktu.

Misal saja, aku menghentikan waktuku saat ini, apa akan ada kebahagiaan yang datang menungguku di alam sana? Sayang sekali, aku orang yang beragama, jadi satu titik benang harapan itu juga sirna.

"Hei."

Sebuah suara memanggilku dalam tidur, namun aku tak menoleh. Giginya berbunyi akibat bertemu satu sama lain. Aku tetap memejamkan mataku.

"Bolehkah aku memakanmu?" tanyanya, masih kepada aku yang tak meresponnya. Dan yang terakhir kali kuingat adalah sebuah rasa sakit pada sekujur tubuhku dan kegelapan.

Tak apa, aku pun sudah lelah. Ada baiknya seseorang membantuku untuk mengakhirinya.

PutaveruntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang