Irisku terpaku menatap channel televisi yang masih saja terputar, memberitakan soal kejadian yang akhir-akhir ini sering terjadi.
Ya, belakangan ini, banyak terjadi kasus pembunuhan. Korban selalu ditemukan dengan anggota tubuh yang hanya bersisa kepala dengan terkadang kedua matanya dicongkel dari tempatnya.
Berita kali ini menceritakan tentang para polisi yang memgatakan bahwa pelaku mengambil organ-organ tersebut untuk dijual agar bisa mendapatkan uang.
Tapi, kurasa mereka berbohong---
"Tadaima, nee-san ...," sahut adik laki-lakiku yang baru saja pulang. Aku menoleh lalu tersenyum, sedikit membalas salamnya.
"Kau sudah pulang yah? Okaeri."
"Uhm, aku juga membawakan pesanan nee-san kok~" ujarnya lalu menunjukkan kantong plastik hitam yang berisikan sesuatu.
"Wah, hebat, hebat!"
"Ayo, pesanan jantung dan juga hati ini akan segera kita masak." Ia terkekeh pelan lalu berjalan menuju dapur, masih membawa kantong tersebut.
'Kan sudah kubilang juga apa, para polisi tersebut berbohong. Mana mungkin kami berdua akan menjual makanan kesukaan kami yang sangat susah didapatkan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putaverunt
Short Story"Putaverunt, yang artinya pikiran. Di mana buku ini hanya berisi cerita pendek yang berasal dari pikiranku." Goresan pena penuh kegelapan mulai menghantuiku. Tak ingin sia-sia, segera kutuai dalam sebuah kertas putih bersih, membagikannya ke pada si...