Bugh!
Aduh, siapa sih yang melempar bola ini? Disaat sibuk-sibuknya malah ada gangguan, huh. Sebelum aku mengeluh kesakitan, tiba-tiba saja segerombolan anak-anak datang padaku, meminta untuk diambilkan bola yang tadi.
"Nii-san! Tolong ambilkan bolanya!" pinta mereka dengan semangat, melambaikan tangannya di udara.
"Baiklah~"
Melihat semangat mereka, aku tersenyum lalu mengambil bola tersebut―namun belum sempat aku melempar bola itu, mereka sudah berteriak dan lari.
"―Aaaaaaa! Lari!"
"Huh? Ada apa dengan mereka?" gumamku bingung. Sesaat aku tersadar, bahwa yang berada di tanganku bukanlah bola milik mereka, melainkan kepala seseorang yang telah aku potong tadi.
Oh jadi ini yang mereka takutkan? Pfft, dasar anak-anak. Yah, salah mereka juga sih karena menggangguku disaat aku sedang sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putaverunt
Historia Corta"Putaverunt, yang artinya pikiran. Di mana buku ini hanya berisi cerita pendek yang berasal dari pikiranku." Goresan pena penuh kegelapan mulai menghantuiku. Tak ingin sia-sia, segera kutuai dalam sebuah kertas putih bersih, membagikannya ke pada si...