Tahukah kau?
Sejak kecil, aku menderita kebutaan. Tidak ada yang tau penyebabnya dan keluargaku tidak mampu untuk membiayai operasi agar mataku diganti. Ya, aku terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Sehari-hari, uang hanya cukup untuk membeli makanan. Baju baru, peralatan lainnya bahkan kebahagiaan pun belum pernah tersentuh olehku.
Aku tinggal di pesisir, keluargaku adalah nelayan. Hampir setiap hari mereka pasti berlayar untuk mencari nafkah. Meskipun anehnya, aku tidak mendengar suara ombak sama sekali. Karena sejak lahir aku buta, aku tidak tau wajah mereka seperti apa. Makanan yang kumakan bentuknya apa. Dan juga di luar sana. Aku hanya tau pengetahuan dari apa yang kudengar dari cerita ibuku.
Tiap hari, aku selalu mencium bau amis. Itu untuk makananku, mungkin sepertinya ikan. Tapi lagi-lagi, aku tidak tau apakah itu benar-benar ikan atau bukan.
Tiap hari, ibuku selalu menyuruhku untuk memakan makanan ini dengan harapan agar kebutaanku cepat sembuh. Makanan kenyal dan agak berair, tak lupa dengan bau amisnya.
Aku penasaran, sekaligus takut. Apakah benar ... yang aku makan ini adalah ikan atau sebenarnya hal lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
Putaverunt
Short Story"Putaverunt, yang artinya pikiran. Di mana buku ini hanya berisi cerita pendek yang berasal dari pikiranku." Goresan pena penuh kegelapan mulai menghantuiku. Tak ingin sia-sia, segera kutuai dalam sebuah kertas putih bersih, membagikannya ke pada si...