✧ Dream

14 6 1
                                        

Suatu malam aku bermimpi, mimpi yang sangat kurindukan. Kalian tau sebuah kota yang hilang dimakan tanah dalam sekejap? Yap, pasti kalian mengetahuinya karena kejadiannya baru-baru saja terjadi 3 bulan yang lalu.

Ah ... Memang sudah terbilang lama. Tapi menurutku itu adalah hal yang kurasa baru saja terjadi.

Di kota tersebut, hanya aku yang selamat. Aku tidak tau bagaimana bisa aku selamat, yang jelas aku tidak ikut masuk ke dalam perut bumi tersebut.

Mamaku yang kehilangan anaknya yaitu kakakku, tentu saja merasa sedih. Oh ayolah, siapa yang tidak sedih jika kehilangan anak yang bisa dibilang sangat sempurna itu?

Baiklah, kembali ke mimpinya. Di mimpi itu, aku bertemu dengan seluruh penduduk juga kenalanku di kota itu. Mereka duduk, bercanda tawa, dan sepertinya memeriahkan sesuatu.

Disana ada kakakku. Tapi entah kenapa wajahnya tidak keliatan bahagia. Hanya aku yang satu-satunya kelihatan kebingungan di kota ini.

Tak ingin membuang-buang kesempatan karena melihat kakakku, aku pun berjalan, berlari menuju padanya. Dan saat ia melihatku, ia marah. Marahnya lebih parah dari sebelumnya. Memang hubunganku dengan kakakku agak sedikit renggang, berbeda jauh dengan hubunganku dan adikku yang sangat dekat.

Wajahnya menunjukkan kekesalan. Marah entah karena apa lalu berkata, "Kenapa kau ada disini?! Jangan masuk ke kota ini!"

Setelah mengatakan hal itu, ia pergi meninggalkanku. Dan bersamaan dengan perkataannya, aku terbangun. Aku tidak mengatakan apa pun pada yang lain karena tak ingin membuat khawatir.

Hhh, tapi apa itu? Kakakku marah karena aku berusaha menyusulnya kesana? Yang benar saja.

PutaveruntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang