Ah!
Akhirnya masa-masa ini tiba juga! Masa-masa ujian atau biasa yang sering kita sebut dengan UAS. Aku tidak sabar ingin mengerjakan soal-soal mudah yang diberikan oleh para guru.
"Oi Ra, kau tidak belajar yah?" tanya salah seorang temanku. Wajahnya penuh keringat dingin, di sebelah tangan kanannya, ia memegang buku-buku tebal.
Aku mengangkat alisku, menatapnya heran. "Belajar? Tenang, tenang, soalnya mudah kok~"
Ia hanya menggerutu, mengerucutkan bibirnya, lalu mengeluarkan umpatan-umpatan kesal. Kemudian dengan cepat ia membuka kembali buku-buku yang bahkan bisa kuhafal dalam waktu satu detik.
"Enak yah kalau jadi anak pintar," gerutunya.
Aku hanya terkekeh melihat reaksinya yang kesusahan. Irisku bergulir sejenak, menatap jam dinding sekolahku.
5...
4...
3...
2...
1.
Kring!!!
"YAHH~!"
"Tidak! Aku belum hafal semua materinya!"
"Bagaimana ini?!"
"Ya sudah, aku remedial saja."
Begitulah teriakan-teriakan dan juga perkataan putus asa dari para murid yang ketakutan. Hahaha, dan inilah kesenangan tersendiriku saat masa UAS. Mendengar para murid lain yang berteriak tak rela saat bel berbunyi menandakan bahwa mereka harus segera menghadapi siksaan batin.
LOL, bel kematian ini menyenangkan yah~

KAMU SEDANG MEMBACA
Putaverunt
Short Story"Putaverunt, yang artinya pikiran. Di mana buku ini hanya berisi cerita pendek yang berasal dari pikiranku." Goresan pena penuh kegelapan mulai menghantuiku. Tak ingin sia-sia, segera kutuai dalam sebuah kertas putih bersih, membagikannya ke pada si...