✧ Up

10 6 0
                                        

Aku dan adikku tengah bermain bersama. Tapi beberapa menit terakhir ini, dia tiba-tiba tertawa sendiri tanpa sebab. Membuatku bingung sekaligus ketakutan.

Pasalnya, hari sudah malam dan hanya kami berdua yang berada di dalam rumah. Tingkahnya yang seperti itu tentu saja membuatku paranoid.

Tapi tak ingin mengambil pusing, aku kembali bermain dengannya. Berharap setelah permainan yang cukup lama ini dia akan tertidur lelap dan mempersilahkan diriku untuk beristirahat.

Sayangnya keinginanku tidak berjalan dengan lancar, bayi kecil ini masih saja tertawa sembari menunjuk langit-langit rumahku.

Ah, aku lupa kalau anak seumuran dirinya bisa melihat makhluk-makhluk halus ... Tunggu, bukannya kalau ia melihat hal itu, maka ia akan menangis?

Dengan cepat aku menengadahkan kepalaku, mencoba melihat apa yang sedang terjadi diatas sana dan betapa terkejutnya diriku ketika melihat sosok yang sama tadi telah bersimbah darah. Kedua bola matanya yang kecil itu entah hilang kemana, bibirnya dijahit, membentuk lengkungan ke atas, kepala dan tubuh yang sedikit lagi benar-benar akan terpisah. Semua itu membuatku mual.

Sontak saja aku melihat ke bawah, adikku hilang, bagai tak pernah ada di tempat aku bermain dengannya. Bodoh, seharusnya aku tidak melihat ke atas tadi.
  

PutaveruntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang