Beberapa jam berlalu, cerita Gea akhirnya selesai. Syerlin termenung sambil meneteskan air mata. Sedih kalau harus membayangkan bayi tidak berdosa terkena pandangan buruk atau penyakit ain dari orang yang ahli dalam bermain sihir.
Syerlin menatap dengan ekspresi sedih. Bagaimana perasaan Gea saat mendapat banyak hinaan? Syerlin mungkin tidak pernah tau. Semua orang bahkan fokus melirik dirinya saja dan tidak perduli kepada Gea. Miris sekali.
Gea melihat Syerlin dengan perasaan heran, dia menyatukan alis dan tidak tahu harus berkata apa lagi. Gea pun hanya bisa menghapus air mata yang turun membasahi wajah semanis ini.
"Kok nangis?" Gea menampilkan ekspresi heran.
Syerlin menggelengkan kepala lalu menjawab, "Gak apa-apa."
"Jujur aja sama gue!" pinta Gea dengan tatapan memelas seolah berharap semoga Syerlin berkenan untuk cerita, "Kenapa lo gak mau cerita? Takut dibongkar? Tenang, gue pelupa. Tadi pagi aja lupa habis bab atau belum, hehe ...."
Syerlin menampilkan gigi-gigi indah, ucapan Gea sempat membuat hati yang bersedih menjadi sedikit tenang. "Hahaha ..., jangan ngelawak! Aku lagi sedih—"
"Sahabat gue gak boleh sedih!" Gea meraih tangan kiri Syerlin. "Lo harus bahagia, Kawan!"
Sikap seperti ini belum pernah dia temui sebelumnya. Di luar rumah, terlihat sangat sinis, tetapi begitu ramah setelah berada dalam rumah. Syerlin pun mengukir senyuman paling indah sampai membuat Gea salah tingkah.
"Manis banget, gue sampe salting kayak gini."
"Hehehe ..., mungkin aku juga salah tingkah kalau kamu senyum."
"Mau liat senyuman gue?"
"Boleh, mana senyum manisnya?"
"Hahaha ..., lihat!"
Syerlin menoleh, dia segera membalas senyuman Gea dengan ekspresi kaget. Semanis itukah senyuman dari gadis misterius? Walaupun terlihat kaku dan lebih dewasa dari umurnya, Gea benar-benar terlihat menawan.
Syerlin berjanji kepada diri sendiri untuk tidak melupakan senyuman seperti ini. Mungkin suatu hari akan memberikan kenangan tersendiri.
Gea bingung, kenapa Syerlin terus termenung sambil menatap bibirnya yang melengkung tersebut. Apakah senyuman darinya berhasil membuat Syerlin terkesima? Rasanya mustahil.
Gadis secantik Syerlin pasti sudah banyak diberikan senyuman oleh orang-orang sekitar, berbeda sekali kalau harus dibandingkan dengan dirinya. Gea bahkan selalu dijauhi ketika orang lain melihat wajah aslinya.
Gea menampilkan ekspresi murung, dia menjadi tidak bersemangat kalau harus mengingat semua bully yang sempat datang menyapa. "Lo tau gak seberapa sulit gue merasakan bully?"
Bully? Syerlin belum merasakannya seumur hidup. Dia menggelengkan kepala karena tidak tahu apa-apa dan hanya cengengesan saat ditanya, "Lo belum pernah dibully 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Depresi ( TAMAT )
Teen Fiction"Hidupku penuh kesialan. Tuhan, apa aku tidak boleh bertahan?" Syerlin Hanako Natasya. "Apa kamu mau menghadap Tuhan bersamaku?" Gabriella Reisyana ☔︎︎☔︎︎☔︎︎ Ada ratusan duka yang belum bisa diungkapkan oleh Gabriella Reisyana pada Syerlin Hanako N...