Setelah melaju sepanjang beberapa meter dari hotel Lunaya, Syerlin langsung menghela nafas panjang. Rasanya lega bisa menjauh dari laki-laki biadab seperti Garaga. Dia mulai melirik gadis di atas kursi pengemudi sambil tersenyum kecil. Gea, gadis itu sudah menyelamatkan mahkota Syerlin padahal mereka tidak lebih dari dua gadis penuh dosa dan tidak sengaja dipertemukan oleh pihak sekolah.
"Kenapa lo lihatin gue terus?" tanya Gea sambil fokus menatap jalanan yang sepi.
"Sebenarnya, aku masih perawan. Aku cuma menemani Om-Om yang haus akan perhatian. Hm. Aku cuma menyodorkan minuman sampai dia mabuk, terus aku ambil banyak uang untuk mama. Aku bekerja sebagai pelacur karena terpaksa, Ge. Uang tersebut mau aku pakai untuk biaya operasi, hutang peninggalan ayah, biaya sekolah, dan juga untuk makan keluarga. Rasanya berat kalau harus menjadi tulang punggung keluarga kayak gini," ungkap Syerlin sambil menyeka air mata.
"Udah, jangan menangis lagi! Gue cuma ingin melihat lo bahagia," ucap Gea sambil meraih beberapa amplop berisi uang menuju tangan kanannya, "ambil kumpulan cek uang itu dan cepat lunasi semuanya. Lo enggak boleh kenapa-kenapa lagi!"
"Ge, aku emang masih perawan, tapi aku udah kotor. Semua bagian tubuh ini, udah disentuh sama jari manusia biadab. Ge, aku malu sama kamu."
"Gue enggak memedulikan latar belakang lo. Enggak ada perempuan yang kotor karena orang jahat adalah mereka yang membuat lo terpuruk!" sambung Gea sambil tersenyum kecil, "tolong ubah diri lo supaya lebih baik lagi. Berhentilah dari pekerjaan itu. Yang kotor adalah pekerjaan lo, tapi semua orang berhak bahagia. Enggak peduli, seberapa besar dosa-dosanya."
Syerlin mengangguk dan tidak menjawab pertanyaan tersebut. Dia meraih tisu di atas dashboard mobil lalu menyusut keringat yang turun dari kening sahabatnya. Gea pasti merasa sangat panik sampai berkeringat. Gea memberhentikan mobil lalu merentangkan kedua tangan. Entah kenapa beberapa hari belakangan selalu merasa lelah bak hendak menghadapi bencana besar.
"Kamu pasti capek karena tadi abis lari-lari," lanjut Syerlin.
"Sebelum membawa lo ke tempat aman, gue enggak akan istirahat!"
"Kamu bukan robot yang beraktivitas dua puluh empat jam. Kamu enggak boleh kayak aku, terlalu capek kerja. Kamu harus bisa menjadi orang baik terus, ya!"
Gea mengiyakan dengan cara mengangguk. Syerlin langsung tersenyum kecil. Semoga persahabatan mereka bisa terjalin sampai dipisahkan oleh maut. Evelin pun berharap semoga dia panjang umur karena saat itu jantungnya terasa sakit seperti sudah ditusuk oleh lima paku. Tidak lama kemudian, Syerlin mulai memegangi dada yang terasa sesak sambil menggigit bibir bawahnya tanpa berani mengeluarkan satu pun kalimat.
Gea akan sangat cemas kalau melihat penyakit jantungnya kumat. Namun, penyakit gagal jantung membuatnya sangat tersiksa. Syerlin menyenggol tangan sang teman dan berharap semoga bisa mengantarnya menuju rumah sakit. "Ge, kita ke rumah sakit-"
Gea langsung tancap gas dan terlihat sangat panik. Syerlin mulai menoleh ke kaca spion dan baru sadar kalau mobil berwarna hitam sedang pergi ke arah mereka dengan kecepatan tinggi. Tunggu! Syerlin sudah tidak asing lagi dengan mobil itu, tetapi tidak berhasil mengingatnya. Mobil siapakah itu?
"Ge, kamu kenapa?"
"Kita harus pergi kalau enggak mau mampus!"
"Maksudnya apa, sih, Ge?"
"SYER, GARAGA MENYUSUL KITA!"
"Mana, Gea? Enggak ada!"
"DI BELAKANG KITA, SYER! Kita bisa mati kalau enggak kabur lebih cepat."
"Gea, cepat injak gasnya!"
"Gasnya eror, eh, kok, susah?"
"Ayo, Ge! Kita enggak boleh tinggal di sini aja."
"Aaaa ... gimana ini, Syer? Susah, tau! Cepat digas aja!" Teriakan Gea berhasil membuatnya sangat terkejut sampai membuat jantung berdebar lebih kencang dari hari-hari biasa.
Entah bencana apa yang menimpa mereka kalau tidak kabur dari sana. Namun, Garaga tidak akan mudah menyerah, walaupun mereka sudah berada di area istana Gea. Keringat Gea kembali turun dan Syerlin masih tidak mengetahui bahaya yang sedang mengintai di belakang mobil.
Brak!
Garaga menabrak bumper mobil yang mereka tunggangi dengan begitu kencang sampai terpental beberapa meter ke depan. Syerlin pun menjerit menjerit ketakutan dan tidak sanggup menatap jalan. Mobil mereka mulai oleng, tetapi Gea tetap berusaha keras untuk mengendalikan kemudi. Gea sempat menatap wajah sahabatnya selama beberapa detik, jangan sampai nyawa mereka melayang karena dia tidak becus menyetir. Bagaimana pun caranya, Syerlin harus bisa selamat! batin Gea sambil meneteskan air mata.
"Gea, bertahan, ya! Kita harus tetap hidup. Gea, maafin aku!" pintanya sambil menatap Gea dengan tatapan memelas.
"NANTI AJA MINTA MAAFNYA, SYER! JANGAN SAMPE KITA MENINGGAL KARENA LAKI-LAKI TANPA OTAK ITU."
Syerlin semakin mengeratkan sabuk pengaman dan membantu Gea untuk memperhatikan mobil di belakang mobil mereka. Namun, Mobil Garaga malah mendahului dan memojokkan mobil mereka pada dinding pembatas jalan. Percikan api muncul karena mobil Gea mengalami kerusakan parah di bagian kanan.
Gadis cantik itu menangis karena merasa takut sekaligus panik. Sang kekasih sudah merepotkan banyak orang, termasuk keluarga Gea. Garaga mulai membuka jendela mobil lalu tersenyum manis. Dia menggesekkan telunjuk ke arah lehernya sendiri bak memberi isyarat kalau Syerlin serta Gea akan. Kelakuan laki-laki gila itu berhasil membuat Evelin merinding dan tidak lama kemudian ....
"AAAA ... GEA!"
"HUAAAAA ...."
Mobil yang dinaiki oleh Syerlin dan Gea menabrak sebuah pohon dengan sangat kencang sampai menimbulkan dentuman sejauh beberapa meter. Garaga menatap mobil mereka sambil tersenyum karena berhasil memepet korban utamanya sampai mengalami kecelakaan. Setelah bahagia melihat mobil itu menabrak pohon, Garaga pun membalikkan mobil kemudian pergi begitu saja tanpa memberikan bantuan.
Gea mulai membuka mata dengan perlahan. Asap tebal yang berasal dari mesin bagian depan mobil berhasil membuatnya sangat terkejut. Ketika ingin membangunkan Syerlin, dia cuma bisa menangis tanpa suara karena tidak bisa mengeluarkan suara kencang. Darah merah yang keluar dari kening Syerlin membuat Gea menangis tanpa suara. Gadis cantik ini mengalami kecelakaan karena dia tidak becus mengendalikan kemudi.
"Gue gagal menjaga sahabat terbaik, nanti gue akan dihukum," ucapnya sambil menggerakkan jempol tangan kanan yang ada di dekat pipi Syerlin, "ja-jangan berhenti bernafas, Syerlin! Lo ku-kuat."
Tangannya mulai melemas dan Gea langsung tidak sadarkan. Mereka pun terperangkap dalam mobil dan tidak ada satu pun mobil yang melewati jalanan itu. Kejadian menyeramkan yang sempat menimpa mereka pasti menimbulkan trauma besar apalagi untuk Syerlin, gadis yang dijual oleh Ibu serta kekasih sendiri. Perlahan, lampu lalu lintas mulai redup. Mata Syerlin pun perlahan mulai menutup, nafasnya pun semakin sesak. Gadis cantik itu perlahan mulai menyusul Gea, yaitu pingsan di tempat dengan kondisi wajah bersimbah di sekitar darah. Lantas, apakah mereka akan selamat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Depresi ( TAMAT )
Teen Fiction"Hidupku penuh kesialan. Tuhan, apa aku tidak boleh bertahan?" Syerlin Hanako Natasya. "Apa kamu mau menghadap Tuhan bersamaku?" Gabriella Reisyana ☔︎︎☔︎︎☔︎︎ Ada ratusan duka yang belum bisa diungkapkan oleh Gabriella Reisyana pada Syerlin Hanako N...