Ibu Gea berjalan ke rumah sakit dengan mata berkaca-kaca. Perjuangannya untuk mendapat pengganti sang buah hati, tidak terlalu dipersulit.
Ibunda Syerlin sama sekali tidak masalah kalau putri sematawayangnya ditukar oleh jutaan uang. Mungkin, nominal uang itu akan digunakan untuk foya-foya setelah keluar dari penjara. Tidak masalah, yang terpenting adalah Ibu Alesa resmi menjadi ibu sambung untuk Syerlin.
Tap!
Ibu Alesa masuk ke ruangan Syerlin. Gadis yang sedang terbaring lesu di atas ranjang segera menolah secara pelan-pelan. Cantik sekali.
Saat jarak mereka semakin dekat, Ibu Alesa langsung mengusap pucuk Syerlin dengan lemah lembut. Sekali lagi, Syerlin merasa sangat nyaman diperlakukan seperti itu. Sebelumnya, Syerlin tidak diberi perhatian sedikit pun.
"Kamu pasti merasa sakit, 'kan?" tanya Ibu Alesa.
"Tante, waktu kecelakaan, jalanan sangat sepi." Syerlin melirik sekeliling dengan tatapan sayu. "Kenapa sekarang Syerlin ada di sini?"
Ruangan itu adalah ruang VIP. Beberapa polisi bahkan berjaga di luar ruangan. Syerlin merasa sedikit takut, tetapi dirinya tidak melakukan kesalahan apapun.
"Kenapa ruangan Syerlin yang dipenuhi polisi, Tante?" Syerlin memperlihatkan ekspresi gelisah.
Ibu Lesya menyatukan alis, kemudian melirik ke arah pintu. Ternyata beberapa polisi sedang bolak-balik di depan ruangan demi menunggu dirinya keluar secara aman.
"Kalau ada polisi, kita aman, Syer!" Ibu Lesya terlihat begitu santai. "Kamu gak usah risau! Kamu akan dijaga sama Tante."
Bukannya merasa tenang, Syerlin malah terlihat sangat gelisah. Dia masih belum bertemu dengan sahabat terbaiknya. Sahabat yang kala itu menyelamatkan Syerlin dari penjualan manusia.
"Gea di mana, Tante?" tanya Syerlin dengan nada lemah lembut.
Ibu Lesya tidak menjawabnya. Wajah cerah ceria mendadak berubah menjadi murung.
"Kenapa Tante diam aja?" Syerlin kembali bertanya. "Gea enggak papa, 'kan?"
Jujur, Syerlin tidak mampu mengontrol pemikirannya sendiri. Dia tidak ingin berpikir negatif, tetapi ekspresi Ibu Lesya membuat perasaannya semakin tidak karuan.
"Tante, Gea ke mana?" Syerlin sekali lagi bertanya. "Dia selamat dari kecelakaan, 'kan? Tante, tolong jangan diam aja!"
Ibu Lesya mendongak lalu memperlihatkan tatapan memelas. Bahkan, mata Ibu Lesya terlihat memerah seolah sedang menahan ribuan pilu. Wanita berwajah rupawan ini mulai menggeleng pelan dan memberi pertanda bahwa Gea sudah tiada.
"Maksudnya apa, Tante?" Syerlin masih berusaha tenang. "Gea enggak selamat?"
"Ge-Gea menjadi korban meninggal dalam kecelakaan itu, Syerlin," ungkap Ibu Lesya dengan nada terbata-bata.
"Gak mungkin, Tante!" sela Syerlin dengan ekspresi syok.
Ibu Lesya tidak membantah ucapan gadis ini. Kehilangan seorang sahabat memang sangat sulit. Hati kecil Syerlin pasti sangat tertekan. Pikiran Syerlin bahkan terasa amat kacau.
Tanpa banyak basa-basi, Ibu Lesya langsung memeluk Syerlin dengan seerat mungkin seolah ingin memberi kekuatan lebih. Namun, gadis cantik itu sudah tidak memiliki kekuatan lagi.
"Kamu yang kuat, Syerlin!" pinta Ibu Lesya sambil menangis di pelukan Syerlin.
"Kekuatan Syerlin sudah lenyap, Tante," ucap Syerlin dengan ekspresi syok berat.
"Tante tahu, kehilangan seorang sahabat itu enggak mudah," balas Ibu Lesya.
"Ta-Tante pasti bohong, 'kan?" tukas Syerlin, "gak mungkin gadis sekuat Gea tiada. Dia lebih kuat dari Syerlin, Tante."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Depresi ( TAMAT )
Teen Fiction"Hidupku penuh kesialan. Tuhan, apa aku tidak boleh bertahan?" Syerlin Hanako Natasya. "Apa kamu mau menghadap Tuhan bersamaku?" Gabriella Reisyana ☔︎︎☔︎︎☔︎︎ Ada ratusan duka yang belum bisa diungkapkan oleh Gabriella Reisyana pada Syerlin Hanako N...