2. Gabriella Reisyana.

143 16 4
                                    

Syerlin langsung menunduk dan merasa takut kalau menatap gadis baru, terlalu lama. Ada trauma dan rahasia besar yang belum diketahui semua orang. Dia menyimpan rahasia itu sedalam mungkin, bahkan sang pacar saja tidak tahu apa-apa.

"Baiklah, silakan perkenalkan nama kamu!" Ibu Nes tersenyum ramah.

Siswi baru menganggukkan kepala, tidak melepaskan topi yang menutup separuh wajah lalu senyuman kecil. "Hallo—"

"Hay!" Semua murid tiba-tiba heboh padahal belum tahu wajah asli teman baru itu.

Syerlin menyatukan kedua alis dan merasa heran dengan teman-teman di kelas ini. Kenapa selalu bersemangat saat ada murid baru, tetapi ujungnya malah selalu merendahkan gadis itu?

"Salam kenal! Gue adalah siswi baru, pindah dari SMA tetangga. Nama gue adalah Gabriella Reisyana. Panggil aja Gea!"

"Hay, Gea!"

Gea kehilangan kata-kata karena merasa terlalu gugup, dia menatap tali sepatu sehingga membuat semua murid merasa semakin penasaran dengan wajah aslinya.

Syerlin menginjak-injak keramik di bawah sepatu kemudian menggigit bibir bawah dengan perasaan kesal apalagi saat melihat kelakuan sang Pacar yang semakin heboh.

Bu Nes mendadak berkata, "Cukup perkenalannya, silahkan duduk di bangku yang masih kosong!"

Syerlin terkejut saat mendengarkan ucapan Bu Nes. Setelah melirik ke kanan-kiri, ternyata cuma bangku di sebelahnya yang masih belum terisi.

Malas sekali kalau harus berteman dengan gadis seperti Gea, terlihat membosankan dan sok cuek terhadap lingkungan sekitar.

"Gea," ucap Ibu Nes.

Gea langsung melirik, "Iya, Bu?"

"Tolong lepaskan topi kamu!"

"Enggak papa, deh. Gea pakai topi aja sampai pulang. Boleh, 'kan, Bu?"

"Enggak boleh, Sayang. Cepat di buka, ya?"

"Yaaahhh ... Ibu, kenapa gak boleh? Kan, Gea masih anak baru."

"Peraturan tetap peraturan, Sayang."

"Yah, sedih banget."

"Karena peraturannya memang begitu, semua topi harus dilepas setelah berada di dalam kelas."

"Bu, tolong ijinkan saya pakai topi ini!" Gea terlihat bingung untuk menunjukan wajah asli.

"Enggak boleh, Geaaa! Cepat lepaskan!"

Gea pun memberanikan diri untuk membuka topi lalu berdiri tegap sampai membuat semua bisa melihat wajahnya dengan jelas. Orang-orang di kelas langsung terkejut dengan wajah aslinya.

Gabriella Reisyana, gadis berwajah gelap dan sedikit caby. Membuat siapa pun merasa geli. Sekilas, Gea dan juga Syerlin akan terlihat bagaikan Ratu dan Pelayan.

"Pas tadi pake masker cantik."

"Apaan, sih? Kok wajah dia hitam?"

"Yang tadi cantik, kayak penipuan publik."

"Lihat pipi cewe itu! Tembem banget, kayak makan lima tomat."

"Pipinya bengkak?"

"Wajahnya gak dirawat, beda banget sama Syerlin."

Ibu Nes berdecak kesal. Selama satu tahun terakhir, semua murid di kelas selalu mengucapkan kalimat tidak senonoh apalagi setelah Syerlin sekolah di SMA Tamata.

Beliau meraih penggaris panjang kemudian menggebrak-gebrak papan tulis supaya semua murid terdiam.

Setelah suasana berubah menjadi tenang, beliau berkata, "Kalian mau apa, sih?"

Detik Depresi ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang