"Dasar, sialan! Lo udah dibantuin malah enggak tau diri," balasnya sambil meremas telapak tangan di depan wajah Syerlin dan wajah Garaga terlihat merah padam.
Dia hanya terdiam selama beberapa saat. Setelah melihat Garaga melirik dengan ekspresi heran, Syerlin segera menyunggingkan bibir lalu tertawa kencang sampai membuatnya heran.
Garaga berkata, "Lo itu udah sinting, ya?"
Syerlin yang sedang memakai baju seksi segera rebahan dengan pose kepala di atas telapak tangan dan terlihat seperti menggoda. "Om-om tua bangka itu gak akan datang, aku akan mati karena loncat dari gedung kalau sampai dijual kayak barang."
Garaga melotot kaget. "Lo jangan kayak orang gila, Syerlin! Lo pikir mati konyol itu enak?"
"Lo pikir, dijual sama ibu sendiri itu enak?"
Syerlin melotot tajam dan berteriak sesuka hati karena kamar ini sudah kedap suara. Syerlin berdiri tegap dan langsung mendorong kedua pundak Garaga dengan sangat keras. Garaga sedikit terjungkal karena Syerlin mendorong terlalu kencang. Garaga bangkit lalu menatap Syerlin sambil melotot tajam. Baru kali ini, Syerlin berani melawan sampai mendorong sekencang ini.
"Gue udah bilang supaya jangan main lagi sama cewe sialan bernama Gea. Karena ulah cewe itu, lo berubah total, Syer!" Garaga mengguncang kedua pundak Syerlin, tetapi gadis itu sudah kehilangan gairah untuk hidup.
Yang ada dipikiran Syerlin hanyalah mati, mati, dan juga mati. Tidak ada yang bisa diharapkan dari hidup ini. Setetes air mata turun, pertanda dia sudah sangat lelah. Namun, Syerlin terus tersenyum lebar seolah tidak mau menampilkan kesedihannya.
"Cuih!" Syerlin meludah menuju wajahnya.
Garaga melotot kaget, Syerlin terasa sudah di luar kendalinya dan kelopak mata Syerlin seperti memperlihatkan perasaan benci.
"Mau lo apa, sih? Gue itu membantu perekonomian keluarga lo doang. Apa gue udah ngelakuin kesalahan besar?"
"Iya, kalo kesalahannya gak besar, kamu gak akan dipenjara, apalagi kalau aku udah lapor ke Polisi."
"Ck, gadis ini makin kurang ajar aja. Lo mau apa?"
"Pilih! Siapa yang akan mati? Kamu atau aku? Harus ada yang mati ya, sialan!"
Garaga sudah tidak sanggup untuk menahan emosi lebih lama. Syerlin terlalu berani dalam melawannya. Dia segera menampar pipi kanan Syerlin sampai gadis itu terjungkal menuju lantai.
Bukannya menangis, gadis itu malah langsung tertawa terbahak-bahak. Dia segera menatap Garaga dengan berani padahal pipi kanannya menampilkan luka memerah alias cap lima jari. "Hahaha ... apa kamu udah hilang akal? Ah, jangan-jangan kamu udah mulai sinting. Dengarkan aku! Om Royan akan mengurangi tarif kalau lihat gadis kesayangannya terluka. Kamu akan mampus, Garaga!"
Garaga tersentak kaget karena tadi sempat hilang kendali dan terlalu tenggelam dalam emosi. Dia tidak sengaja menampar Syerlin sampai menimbulkan luka memerah. Om Royan pasti akan membunuhnya kalau melihat luka di pipi pelayan super penurut bernama Syerlin.
Garaga membantu Syerlin berdiri dari lantai kemudian meraih tangan kanan Syerlin dan dibantu duduk di bibir ranjang. Dia berkata, "Aku minta maaf, Sayang. Tolong jangan bilangin ke Om Royan. Kamu itu orang baik. Maafin aku yang udah tega jual kamu ke om-om karena menolong doang. Gak ada keinginan selain membantu kamu untuk operasi Jantung. Tolong percaya sama aku, ya! Please banget supaya gak bilang apa-apa tentang luka ini."
Dia terdiam selama beberapa saat karena Garaga tidak sepenuhnya salah. Syerlin dibantu mengumpulkan banyak uang dalam waktu singkat, walaupun caranya sangat salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Depresi ( TAMAT )
Teen Fiction"Hidupku penuh kesialan. Tuhan, apa aku tidak boleh bertahan?" Syerlin Hanako Natasya. "Apa kamu mau menghadap Tuhan bersamaku?" Gabriella Reisyana ☔︎︎☔︎︎☔︎︎ Ada ratusan duka yang belum bisa diungkapkan oleh Gabriella Reisyana pada Syerlin Hanako N...