1. Anak Blasteran.

340 24 5
                                    

"Perintahkan mereka supaya gak menggoda pacar cantik saya!"

~ Detik Depresi by Fitri Cikayanti ~











Seorang perempuan dengan rambut acak-acakan datang menggedor pintu sampai membuatnya gemetar karena kaget. "DASAR PEMBAWA PETAKA!"

Wajah cantik memperlihatkan wajah takut. Air mata turun tidak terkira, membuat pipi merah merona menjadi basah. Syerlin Hanako Natasya, gadis yang berusia 17 tahun, hasil blasteran Indonesia-Jepang.

Sudah lama menjadi gadis idaman karena memiliki kulit yang terlihat putih pucat dan semakin terlihat mempesona kalau disorot matahari.

"Kesendirian adalah teman terbaik," ucap Syerlin sambil menahan sakit di kaki kanan lalu tersenyum manis saat melihat lututnya tergores lagi. "Dalam sendiri, air mata bisa mengalir."

Goresan di lutut tidaklah sakit, dia sudah terbiasa menerima luka. Rasanya sudah sangat kebal. Syerlin menyusut air mata di pipi lalu meraih kotak P3K.

"Kita gak pantes mengeluh," lanjutnya, "kalau lemah, siapa yang menguatkan diri sendiri?"

Syerlin berdiri tegap, dia sudah mengobati luka itu dan langsung tersenyum bahagia. Jam tangan sudah menunjukan pukul 07.30, sudah waktunya berpura-pura baik-baik saja.

Syerlin meraih tas ransel lalu mengendap-endap bagaikan maling di rumahnya sendiri, jangan tanyakan kenapa. Kalian hanya akan mengerti kalau sudah mengetahui alasannya di akhir kisah.

"Selamat pagi, Mama!" ucapnya saat melihat sang Ibu — seorang WNI — terlelap tidur di sofa panjang, dengan kantung hitam di kedua matanya.

Perutnya lapar, tetapi dia tidak mau mencari masalah kepada sang Mama. Semalam mereka sudah adu mulut karena hal sepele, hadir perkelahian yang melibatkan kekerasan. Lebih baik Syerlin pergi saja daripada mencari mati dengan sang ibu.

Bruk!

Pintu ditutup dengan kencang, Syerlin yang kaget hanya bisa menoleh dan melotot tajam, ibunya sudah bangun. Dia hanya mematung di tempat.

Syerlin tidak tahu akan pulang jam berapa, dia tidak ingin kembali menuju rumah itu, tetapi akan menjadi bahaya kalau menginap di rumah orang lain.

"Akhir-akhir ini, pergaulan beberapa remaja tidak sehat. Gimana kalau aku dijadikan budak nafsu karena gak pulang ke rumah?"

Hanya kalimat seperti itu dalam benak Syerlin. Dia khawatir, mahkota yang sudah dijaga selama bertahun-tahun akan jatuh, apalagi cuma karena bersikukuh tidak mau berdamai dengan sang ibu.

"Aku takut hamil di luar nikah kalau gak pulang," lanjutnya sambil melirik awan pagi yang cerah, "Andai ayah masih ada, mungkin hidup gak akan seburuk ini."

Apa yang sudah dilakukannya? Mengeluh? Oh, sial! Rasanya tidak mau membiarkan diri sendiri larut dalam kesedihan bagaikan orang lemah pada umumnya. Syerlin akan menjadi pribadi yang istimewa dan sulit ditemui dalam hidup orang lain.

Syerlin menggelengkan kepala lalu bergumam, "He, he, he, apaan, sih! Gak boleh mengeluh, aku lupa!"

***

Beberapa orang sudah melirik gadis berkulit putih mulus itu, bahkan dari kejauhan. Memang tidak ada makhluk sempurna di muka bumi ini, tetapi wajah sang gadis begitu manis dan cantik.

"Ssttttt!"

"Wik wiw!"

"Aaaa, kawai."

"Manis sekali—"

Detik Depresi ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang