DUA

459 36 7
                                    

Jangan lupa tekan bintang di bawah dan komen!

Follow akun WP ini!

Follow akun IG @_viiy2020
Dan akun Tik Tok @wattpad_viiy2020 & @viiy2020 untuk liat spoilernya!

Kalau suka dengan cerita ini bantu promosi ke akun Tik Tok atau IG kalian ya! Pake #viiy2020

^HAPPY READING^

•••

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Sekolah sudah sepi, hanya tersisa Achai di dalam kelas XII IPA 1.

Achai memang suka pulang terakhir, sepi, itu yang Achai suka. Tidak ribet untuk berebut keluar gerbang.

Baru saja dia melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Bola matanya sudah menangkap sosok laki-laki berbadan tinggi tegap dengan rambut yang tertata begitu rapi. Siapa lagi kalau bukan Aling.

Aling menunggu Achai?

Ya, tentu saja.

Dia menunggu Achai hanya untuk menerima tantangan dari sahabatnya. Tidak hanya itu! Aling juga ingin membuat Achai jatuh cinta kepadanya.

Namun sepertinya tidak akan mudah. Kita lihat saja!

Masa iya? Tapi, bukannya Achai juga mengagumi Aling?

Tidak semua orang yang terlihat suka itu juga jatuh cinta!

"Ngapain lo disini?!" tanya Achai dengan judesnya. Dia memalingkan wajahnya malas sembari melihat kedua tangannya di depan dada.

"Suka-suka gue lah, mau di mana juga terserah gue, ini juga, kan, sekolah gue," balas Aling sedikit menyamakan nada bicara Achai.

"Oh, bangga!" Achai memutar bola matanya, lalu segera bergegas pergi meninggalkan Aling.

"Nggak usah sok jutek deh, gue tau lo nggak kayak gitu," teriak Aling, karena Achai mulai menjauh. "Hey manis, hati-hati dijalan yaa," lanjutnya.

"Liat aja. Ini baru awal."

*****

Seseorang melajukan motor sport-nya, sesekali ia menggeberkan motornya dan mengklaksoni sebagai tanda peringatan kepada seorang gadis yang hendak menyeberang jalan.

Gadis itu terkejut, karena motor pemuda itu berhenti tepat di sampingnya dengan gaya freestyle. Hampir saja menabrak dirinya.

Tubuh gadis itu bergetar hebat. Dia terduduk lemas dengan napas tersengal-sengal.

Huftt.

Seorang pemuda itu melepaskan helm-nya. Terdengar tawa jahat darinya. "Woey, Chai. Ngapain duduk di tengah jalan?" tanya Endi saudara tak berakhlak Achai. Masih terlihat pula sisa tawanya.

"Gue masih hidup? Atau udah di surga? Huft!" Achai mendongakkan kepalanya. Dia mengelus dada.

"Heh, MANUSIA TERKUTUK LO SETAN! Astaghfirullahal'adzim, nggak boleh ngomong kasar, tapi lo anj*! Dosa apa gue sampe punya sodara kayak lo! Sabar, sabar."

"Kalau lo mau cari tumbal, jangan gue! Cari yang lain, kan, banyak," lanjut Achai.

"Ya maap."

Sesimpel itu dia ngucap maaf setelah buat nyawa anak orang hampir melayang?! Dasar cowok!

"Enak banget lo ngomong maaf!"

"Ya udah gue anterin lo balik."

"Nah, bagus. Sekalian lo ajak gue makan, jalan-jalan ke mall pokoknya titik," balas Achai sedikit ngelunjak. Tapi, tak apa. Saudaranya ini sangatlah berbau duit, karena Endi merupakan anak tunggal.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang