TIGA PULUH DELAPAN

112 10 0
                                    

Haii! Up cepet nih.

Malming di dalem rumah aja ya, di luar dingin. Nanti kamu sakit.😠 Ga nurut? Emang punya pacar? Pake keluar rumah segala🙄

Nih Amay bawain yang seger biar betah di rumah👇

Nih Amay bawain yang seger biar betah di rumah👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Jangan percaya sama manusia, musyrik.'

~Endi orang paling ganteng sejagad raya

^HAPPY READING^

•••

"Ky, kita mampir ke suatu tempat dulu ya?" Pinta Achai dan dianggukki oleh Rizky.

Rizky terus fokus ke jalanan, mengendarai motornya dengan tenang sambil mengikuti arahan dari Achai yang memboncengnya.

Tak lama mereka sampai di tempat, di mana Achai mengarahkannya tadi. Yaitu tempat yang bersejarah untuk Achai dan Aling.

Achai turun dari motornya, lalu berjalan menuju tepi danau yang terdapat bunga matahari. Bunga yang mereka tanam dulu. Sekarang bunga itu terlihat layu dan hampir mati, karena tidak ada yang menyiraminya. Terlebih lagi, mereka sudah lama tidak ke tempat ini bersama.

Achai mengambil air dari danau menggunakan kedua tangannya, lalu menyiramnya ke bunga matahari itu.

"Maaf ya, bunga. Karena gue udah lama ga ke sini. Kemarin-kemarin gue sakit dan sibuk banget. Jadi, ga sempat ke sini deh." Ujar Achai mengajak bicara tanaman di depannya.

"Jangan mati ya." Achai mengelus lembut bunga matahari itu.

Rizky berdiam diri dengan menatap ke sekelilingnya. Banyak pepohonan besar di sekitar sini. Namun, bukan menjadikan tempat ini seram, justru itu terlihat begitu indah.

"Lo tau dari mana ada tempat beginian?" Tanya Rizky yang sedari tadi sudah penasaran.

"Aling."

Rizky ber'oh' ria dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gue balik dulu ya, bunga. Nanti, gue ke sini lagi. Tapi ga tau kapan." Setelah mengatakan itu, Achai kembali menyiram bunga matahari itu. Lalu berdiri dan pergi dari tempat itu bersama Rizky untuk melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.

Belum jauh mereka pergi, Achai melihat Aling dan juga Friska yang datang bersama ke tempatnya tadi.

Hatinya mencelos melihat kedekatan keduanya. Mereka sepertinya asik sekali bercanda gurau di tempat itu.

"Ayo, Chai, naik." Ujar Rizky yang sudah bersiap di tempatnya.

Achai mengangguk, lalu menerima helm yang diberikan Rizky dan menaiki motornya.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang