DELAPAN

227 21 0
                                    

Beberapa bulan telah berlalu. Sejak saat itu, Aling dan Achai semakin dekat meski masih selalu terlihat ribut. Tapi itu yang membuat mereka menjadi lebih dekat.

Pagi ini, Achai membawa motor sport kebanggaannya ke sekolah. Diiringi dengan Endi saudaranya. Mereka berdua menjadi sorotan satu sekolahnya. Ditambah lagi dengan gaya mereka yang berubah drastis saat ini.

Mereka berjalan menyusuri lorong koridor, melewati beberapa kelas juga keramaian siswa di sana. Semua siswa itu belum tahu bahwa Endi adalah saudara Achai.

Mereka berpikiran bahwa Achai selalu saja mendekati laki-laki yang keren di sekolahnya. Dulu Anugerah sekarang Endi.

Semua siswi berteriak histeris, pasalnya saat ini mereka melihat penampilan Endi yang berbeda drastis. Dari yang biasanya bobrok, sekarang lebih terlihat cool.

Ada beberapa siswi yang menghampiri mereka.

"Eh, Achai lo itu sana sini nempel mulu sama cowok-cowok keren. Aneh deh, padahal muka biasanya aja tapi beraninya deketin cowok keren kayak Endi," ucap salah satu siswi itu dengan melipat tangannya ke depan dada.

"Iya, nih, sok kecakepan banget. Mana sekarang gayanya sok keren lagi," timpal siswi lainnya sembari mendorong bahu Achai.

Gue emang keren kali dari dulu. Lo pada aja yang belum tau. Batin Achai.

Achai mengibaskan bekas tangan siswi itu, seperti membersihkan kotoran yang menempel di bajunya. "Hadeuh..." ucap Achai menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan cewek-cewek itu.

"Kalau lo semua suka sama saudara gue, ambil sana. Gue nggak butuh saudara kampret kayak dia," lanjut Achai dengan berkacak pinggang.

Semua siswi di hadapannya langsung kicep. Kemudian mata mereka membelalak mendengar ucapan Achai.

"Serius lo, Chai? Jadi selama ini lo saudara Endi yang keren ini?" tanya siswi itu tidak percaya.

"Owaw! Ternyata cuma saudara toh. Pantes aja sama-sama cakepnya," kata salah satu siswi itu dengan mata berbinar.

Hah? Gimana? Tadi bilangnya sok kecakepan sekarang apa?

Achai tersenyum kecut, "Muji kalo ada maunya aja," batin Achai sembari memutar bola matanya malas.

"Udah pepet aja sana saudara gue," ucap Achai, lalu melenggang pergi.

Semua siswi yang mendapat persetujuan Achai langsung memepet Endi.

"Woy Achai, bangke lo! Enak aja main ngorbanin gue, saudara lo yang ganteng ini," ucap Endi berteriak karena Achai mulai menjauh darinya. Achai yang mendengarnya hanya menaikkan kedua tangannya dan mengacungkan jari tengahnya.

*****

"Hai cantik," sapa Aling tersenyum manis, dia sudah berada di dalam kelas Achai.

"Hai," balas Achai dengan senyum yang melintang di bibirnya.

"Nih, gue bawain lo sarapan." Aling memberikan kotak bekal yang khusus ia bawa untuk Achai.

"Wah, makasih, gue coba ya," ucap Achai antusias membuka tepak nasi yang diberikan Aling.

"Apa nih, ada lope-lopenya?" tanya Achai memasang wajah bertanya sekaligus pipinya mendadak merah merona, pasalnya di dalamnya terdapat nasi goreng dan telor ceplok yang di atasnya terdapat saos yang berbentuk hati.

"Gimana suka nggak? Sengaja gue buat sendiri khusus buat lo."

"Euumm, enak banget," raut wajahnya membuktikan betapa enaknya makanan itu. "Ini beneran lo sendiri yang bikin?" tanya Achai setelah menyuapkan sesendok nasi goreng.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang