TIGA PULUH TUJUH

116 11 0
                                    

'Jika seseorang sudah merasa lelah. Dia akan banyak diam, bahkan cuek dan tak peduli.'



^HAPPY READING^

•••

Hari ini, kelas XII IPS 1 sedang melaksanakan kegiatan olahraga di lapangan outdoor SMA Jaya Abadi.

Lapangan yang lumayan luas, terbagi menjadi dua. Anak cowok bermain sepak bola di lapangan bagian selatan, sedangkan anak-anak cewek bermain basket di lapangan bagian utara.

Memanfaatkan berolahraga dengan bermain sendiri selagi guru olahraga tidak hadir.

Dengan heboh dan semangatnya, anak cowok bermain bola sampai bola itu melayang ke arah anak-anak cewek yang sedang bermain basket. Bola itu melayang dan tepat mengenai wajah Friska, membuatnya menutupi wajahnya akibat terasa panas dan sakit karena jebretan bola.

Friska berjongkok dengan tangannya yang masih memegang wajahnya yang terlihat memerah.

"Fris, lo gapapa?" Tanya Cahya sembari menepuk bahu Friska dan di balas gelengan kepala oleh Friska.

"LO BISA MAIN BOLA GA?!" Bentak Aling dengan mencengkeram erat kerah baju teman sekelasnya yang tadi menendang bola sampai mengenai wajah Friska.

Raut wajahnya terlihat mengerikan. Tidak pernah Aling semarah ini di sekolah. Orang yang di tatapnya menunduk takut.

"S-sorry... Gue ga sengaja." Lirihnya ketakutan. Tubuhnya bergetar, tak kuat menatap mata tajam milik Aling yang memburu.

Tangan kanan Aling mengepal kuat, lalu sedetik kemudian dia memberikan pukulan telak di pipi cowok yang bernama Heri.

Alfian dan Varli cepat melerai keributan itu sebelum Aling melayangkan pukulannya lagi.

"Ling, udah!" Sentak Alfian mencengkeram kuat kerah baju Aling.

"Her, lo pergi aja." Titah Varli.

Cowok itu dengan cepat berlari pergi meninggalkan Aling yang masih terlihat marah.

"Lo apa-apaan sih, Ling? Gitu aja marah-marah." Alfian mengendorkan cengkeramannya. Dia tidak habis pikir dengan Aling.

"Lo liat sendiri tadi, Al! Friska kena bola gara-gara orang itu!" Geram Aling dengan menunjuk Heri yang sudah berlari menjauh.

"Iya, gue tau. Tapi, dia kan ga sengaja." Ujar Alfian tidak kalah menatapnya tajam.

"Udah, udah. Kok jadi kalian yang ribut? Sekarang kita ke Friska. Dia keliatannya kesakitan." Lerai Varli. Dia menunjuk Friska dengan dagunya.

Aling melepaskan cengkraman tangan Alfian dengan kasar, lalu berlari cepat menghampiri Friska yang masih berjongkok.

Setelah sampai di hadapan Friska, Aling berjongkok lalu membuka tangan Friska yang menutupi wajahnya.

"Ca, kita ke UKS sekarang." Tanpa menunggu lama. Aling segera menggendong Friska ala bridal style menuju ke UKS.

Semua pasang mata mengarah pada mereka berdua yang berjalan ke pinggir lapangan itu. Dan tanpa sepengetahuan Aling, Achai menyaksikan itu semua dari tadi bersama Sisin yang sudah geram.

"Nih laki minta di lempar ke lobang buaya kali ya! Harus gue labrak tuh dua orang!" Geram Sisin. Dia hendak melangkahkan kakinya menghampiri Aling dan Friska. Tapi, tangan Achai menghalanginya.

"Biarin. Liatin aja."

*****

Achai duduk sendiri di bawah pohon sembari membaca bukunya dengan sangat fokus. Tidak menyadari Rizky yang sudah duduk di sampingnya.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang