TUJUH

254 19 0
                                    

TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA

HAPPY READING


Pagi ini, Achai terlambat lagi. Karena semalam dia pulang terlalu malam dan lagi dia tidak bisa tidur karena mengingat perkataan Aling yang begitu manis.

Nasibnya kini tak seberuntung kemarin saat terlambat, sekarang dia dihukum berdiri di lapangan sembari menghormat kepada tiang bendera.

Cahaya matahari mulai meninggi, tubuhnya mulai merasakan panas akibat sengatan sinar matahari.

"Berapa lama lagi sih ini bel bunyi, rasanya kaki gue udah kaku, tangan gue udah pengen copot," gumam Achai mengeluh. Pasalnya dia sudah tidak kuat lagi untuk berdiri.

Guru yang tadi memberikan hukuman kepadanya datang kembali.

"Achai, sekarang kamu boleh ke kelas," ujar guru itu.

Achai mengerutkan dahinya tidak percaya, pasalnya guru itu bilang baru boleh memperbolehkannya ke kelas saat jam istirahat berbunyi, lantas mengapa sekarang dia disuruh ke kelas?

"Serius, Bu? Tapi, tadi bukannya ibu bilang sebelum jam istirahat berbunyi saya nggak boleh ke kelas, sekarang ken--"

"Nggak usah banyak ngomong, mau Ibu berubah pikiran lagi?"

"Hehe, nggak, Bu. Kalau gitu saya permisi ke kelas ya, Bu. Makasih, Bu," ujar Achai melenggang pergi dengan senyum manisnya.

*****

Bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin.

Achai dan Sisin sudah berada di meja kantin. Mereka sudah memesan dua mangkuk bakso juga es teh manis.

Sorakan histeris terdengar saat Aling dan teman-temannya datang ke kantin. Semua pasang mata itu terarah kepada mereka bertiga.

Varli, si playboy sedang sibuk melambaikan tangannya kepada para siswi di kantin itu sembari mengeluarkan senyum termanisnya juga sesekali menebarkan gombalan maut yang mampu membuat para siswi itu bukannya senang atau pun baper melainkan ingin muntah melihat kelakuannya.

Sedangkan Alfian, dia memang orangnya kadang kalem kadang juga bobrok, tapi lebih banyak kalem bila Varli tidak memulainya.

Mereka mendekat ke arah meja Achai dan Sisin yang berada di pojok kantin.

"Hey, gimana tadi lama nggak dihukumnya? Capek ya? Maaf ya kalau gue lama nyuruh guru itu buat cabut hukuman lo," ujar Aling mengembangkan senyumnya.

"Oh, jadi lo yang nyuruh guru itu buat selesain hukuman gue?" tanya Achai sembari menatap manik mata Aling yang berbinar.

"Iyalah, siapa lagi? Gue, kan, orang yang berkuasa di sini," ujar Aling membanggakan dirinya sendiri.

Achai memutar bola matanya malas, "Sombong amat!"

"Oh iya, nanti abis pulang sekolah lo ada acara nggak? Soalnya gue mau ngajak lo ke suatu tempat," tanya Aling dengan mata yang menatap Achai lekat.

"Nggak ada," jawab Achai singkat.

"Oke, berarti nanti pulang sekolah gue tunggu lo di parkiran. Babay! Sampe ketemu di parkiran cewe tangguh," ucap Aling sembari mengedipkan matanya sebelum dia pergi dari kantin.

"Tunggu."

Langkah kaki Aling terhenti karena ucapan Achai yang menahannya.

Achai berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Aling. "Soal identitas gue semalem, jangan lo sebarin," ucap Achai di telinga Aling, membuat teman-temannya menaiki bahunya, tidak tahu.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang