EMPAT PULUH SEMBILAN

137 12 1
                                    

Haii! Ayo senyum!

Vote dan komen!!

Yang belum follow akun ini, ayo follow buat tau info selanjutnya!!

Follow ig _viiy2020

Ramein ya!! Tinggal beberapa part lagi menuju ending!

^HAPPY READING^

•••

(Rabu)

*****

"Bunda? Bunda kenapa di sini?" Tanya Achai saat baru saja terbangun dari tidurnya.

"Semalam kamu kenapa ga ngabarin Bunda? Bunda khawatir sama kamu. Untung Endi ngasih tau Bunda semalem. Dan tadi pagi, Endi juga ngabarin Bunda lagi, kalo kamu demam dari semalem ga turun-turun." Cecar Viona mencemaskan keadaan putri semata wayangnya.

"Achai gapapa kok, Bun." Achai mengambil kain bekas kompresan di dahinya.

Semalam Endi yang mengompres Achai, Endi juga yang menjaga dan merawat Achai semalaman.

"Bun, Endi kemana?" Tanya Achai.

"Endi baru aja berangkat ke sekolah." Jawab Viona.

"Kalo Ayah?"

"Ayah di sini." Sahut Ryan yang memasuki kamar. Kemudian, dia duduk di sebelah ranjang.

"Ayah." Achai langsung memeluk tubuh tegas Ayahnya dan menumpahkan tangisnya.

Ryan balas memeluk putrinya dengan erat. "Ayah udah tau dari Endi." Ujarnya dengan mengelus-elus punggung putrinya untuk memberikan ketenangan.

Setelah merasa tenang, Achai melepaskan pelukannya. Kemudian menatap Ayah dan Bundanya secara bergantian.

"Ayah, Bunda. Achai udah pikirin ini semaleman. Dan Achai mau batalin perjodohan Achai dan Aling." Ujar Achai dengan menyeka air matanya.

Kedua orang tuanya hanya diam dan saling pandang. Kemudian menghela nafas dan mengangguk.

"Kalo itu buat putri Ayah bahagia, Ayah gapapa. Asalkan kamu ga terus-terusan tersakiti." Ujar Ryan dengan mengelus puncak kepala Achai.

Achai beralih menatap Bundanya untuk meminta izin. "Bunda, Achai mau berangkat aja ke sekolah ya?"

Viona langsung menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Ga, kamu di rumah aja ya. Istirahat dulu."

"Tapi, Achai udah sehat kok, Bunda." Achai beralih menatap Ayahnya untuk meminta izin pula. "Boleh ya, Ayah?"

Ryan mengangguk saja. "Asalkan Ayah yang anterin sampe sekolah."

Achai bersorak senang.

"Kamu persis banget kayak Bunda. Dulu, Bunda juga gitu. Walaupun masih sakit, Bunda kamu maksa banget buat berangkat ke sekolah. Katanya, ga mau ketinggalan pelajaran. Padahal, kan enak di rumah bisa santai." Ujar Ryan memberitahu.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang