EMPAT PULUH

147 8 0
                                    

Hihai! Emkombek!

Gimana, sehat?

Berharap kalian sehat selalu.

Jaga diri baik-baik ya!

Jangan lupa untuk votkom!!

^HAPPY READING^

•••

"Aaaa... Coba kalo kemaren gue ikut, pasti seru tuh di kawal juga. Seneng banget deh kayaknya di perlakuin kayak ratu gitu." Ujar Sisin dengan nada manjanya.

Achai, Sisin dan juga Endi berada di kantin. Mereka melepas penatnya setelah berolahraga dengan jajan di kantin, menikmati es cendol Mang Sup.

"Kalo lo mau, gue juga bisa perlakuin lo layaknya seorang ratu. Asal lo izinin gue buat jadi pangeran lo, gimana?" Ujar Endi serius dengan tersenyum tulus.

Mendengar perkataan Endi, Sisin justru tertawa dengan keras sambil menepuk-nepuk meja. Seolah perkataan Endi hanyalah candaan baginya.

"Preettt. Lo kira pangeran kodok?" Sisin tertawa hingga menepuk perutnya. "Tapi, lo cocok sih jadi pangeran kodok. Secara lo playboy cap kodok." Lanjutnya masih dengan tertawa hingga matanya berair.

"Gue serius, Sin." Ujar Endi dengan suara tegas, berusaha meyakinkan Sisin. Walau memang kenyataannya sulit sekali.

"Lo kira gue gampang gitu buat lo baperin? Ga!" Ujar Sisin dengan sisa tawanya sambil mengusap air matanya yang keluar dari sudut matanya.

"Lo jangan begitulah sama sodara gue. Kasian loh dia. Cuma ke lo doang dia ngemis-ngemis cinta gini." Ujar Achai dengan terkekeh melihat ke arah Endi sekilas.

"Tenang aja, Chai, tenang. Gue ga akan nyerah. Justru gue jadi merasa semakin tertantang." Ujar Endi dengan santainya.

"Iya, dah, iya." Achai memutar bola matanya malas.

"Achai, aku perlu bicara sama kamu." Ujar Aling yang datang dan langsung menarik tangan Achai hingga Achai berdiri dari duduknya.

Endi dan Sisin ikut berdiri dengan sorot mata tajamnya. Endi masih emosi karena kejadian kemarin. Dia tidak akan membiarkan saudaranya disakiti lagi.

"Masih berani lo narik-narik tangan Achai kayak gitu? Hah!" Ujar Endi tersulut emosi. Dia mendekati Aling, lalu tanpa aba-aba langsung memberikan pukulannya di pipi kiri Aling.

Aling tersungkur akibat pukulan keras yang diberikan oleh Endi. Siswa-siswi yang berada di kantin pun ricuh melihat keributan itu.

Endi ingin kembali menerjang Aling, namun di tahan oleh Achai.

"Endi, udah! Lo ga usah kayak gini juga. Kalo ada guru yang tau, atau murid lain ngelaporin ke guru. Lo bisa kena masalah." Sergah Achai dengan menarik Endi untuk menjauh dari Aling.

Aling bangun di bantu oleh Varli dan juga Alfian yang baru saja datang bersama Friska dan Cahya.

"Kenapa, woy? Ini kenapa? Ada apa?" Cecar Varli dengan heboh sendiri.

"Achai, ayo ikut." Aling kembali menggenggam tangan Achai. Tak mempedulikan Endi yang sepertinya ingin meledak lagi.

"Eeeehhh." Varli menghalangi Endi yang hendak menyerang Aling lagi.

"Sisin, lo tolong bawa Endi pergi dari sini." Titah Achai dan dianggukki oleh Sisin.

Sisin menarik lengan Endi dengan kuat karena Endi hendak tidak mau pergi. "Ayo!" Gertak Sisin dengan melototkan matanya dan langsung diikuti oleh Endi. Mereka berdua pun pergi meninggalkan area kantin.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang