DUA PULUH LIMA

128 14 15
                                    

Jangan menyukai seseorang secara berlebihan. Karena, nantinya itu ga akan berlangsung lama. Maka dari itu, bersikaplah sewajarnya dan biasa saja. Agar perasaan itu tetap sama dan tidak berubah menjadi benci.

~Achai Keyliavin Viynanda





"Bunda sama ayah kemana? Kok kamu sendirian, ga ada yang jagain?" Tanya Aling.

"Bunda lagi pulang ke rumah, katanya sih sebentar. Tapi, ga tau deh. Dari tadi belum dateng juga. Ayah lagi ada kerjaan, tapi katanya nanti sore pulang." Kata Achai sembari membenarkan posisinya untuk duduk.

"Aws..." Rintih Achai akibat lengannya terlalu banyak bergerak.

"Hati-hati dong. Udah kamu rebahan aja." Ujar Aling sembari membantu Achai untuk membenarkan posisinya.

"Iya, Chai. Lo jangan banyak gerak." Timpal Sisin.

"Tau nih, gaya-gayaan banget lo. Ga usah sok kuat deh." Ujar Endi, dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Achai.

"Awas lo ya kalo gua udah sembuh. Duel kita!" Ujar Achai dengan sinis.

"Nyenyenye."

"Chai, sebenernya lo kenapa bisa kayak gini?" Tanya Friska tiba-tiba membuat mereka saling pandang.

Rere mengangguk. Mereka semua sama-sama tidak mengetahui kenapa Achai bisa seperti itu.

"Iya, kak Achai kenapa bisa gini? Jahat banget orang itu yang ngelakuin kayak gini. Nanti, kalo Rere ketemu sama orangnya, Rere bejek-bejek kayak rujak!" Ujar Rere sembari memperagakan gerakan tangannya.

"Emangnya lo berani lawan pisau?" Tanya Aling dengan memiringkan kepalanya.

Rere hanya menunjukkan cengiran manisnya. Aling yang gemas, langsung mengacak rambut adiknya itu.

"Kenapa sih? Kasih tau gue lah. Penasaran nih gue." Ujar Friska menggebu-gebu ingin tahu.

"Iya nih, gue juga kemaren nanya ke si kodok. Cepet ceritain!" Ujar Sisin tidak santai.

Endi berdehem. "Oke. Jadi gini, waktu gue sama Achai mau berangkat ke sekolah, kita dicegat sama orang bertopeng dan beberapa anak geng Razor. Kita sempet ribut, sampe akhirnya kita kewalahan dan dari arah belakang Achai, cewek bertopeng itu ngedeket kearah Achai sambil bawa pisau. Terus dia-- gitu lah tau sendiri kan sekarang gimana kondisi Achai?" Jelas Endi panjang lebar.

"Oh, jadi gitu ceritanya. Hih! Kesel deh! Siapa sih orang bertopeng itu? Punya masalah apa coba dia sama Achai? Ga punya hati ya itu orang!" Sergah Sisin dengan mengadu kedua tangannya yang terkepal.

"Gue baru ngebayangin aja udah ngilu banget. Apa lagi lo, Chai." Ujar Friska.

"Ga berperikemanusiaan banget sih! Ga kasian apa sama kak Achai. Dasar iblis jahanam! Hiiihhh!!" Gereget Rere, dia menghentakkan kakinya kesal. Tapi, itu malah membuat orang yang melihatnya menjadi gemas.

"Oh, iya. Semalem lo tau ga--?"

"Ga." Potong Achai cepat.

"Dengerin dulu. Semalem anak Venus datengin ke markas Razor buat nyari perempuan bertopeng itu."

"Hm, terus?" Tanya Achai dengan malas.

"Tapi itu orang ga ada disitu. Takut kali sama kita." Endi berhenti sejenak.

"HAA!"

Plak!

Sisin menggeplak lengan Endi dan menatapnya tajam, lalu mengelus dadanya karena Endi membuat mereka semua terkejut. Endi hanya cengengesan dengan tampang yang tidak berdosanya.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang