SEMBILAN BELAS

137 16 3
                                    

Malam ini, dua keluarga sedang berada didalam satu restoran. Pertemuan untuk pertama kalinya setelah lama berpisah dengan sahabat lama, kini sudah bertemu dengan membawa keluarga masing-masing.

Dalam satu meja panjang yang dipesan khusus untuk dua keluarga. Mereka sudah disuguhi berbagai macam makanan dan minuman.

"Ga nyangka kalo anak kita udah saling kenal. Bahkan satu sekolah pula. Iya, kan, Achai, Aling?" Ujar Ryan ditengah-tengah sunyinya makan malam ini. Dia melihat kearah Achai dan Aling secara bergantian.

Achai mengangguk sembari tersenyum canggung.

"Iya, om." Aling tersenyum lebar.

"Kok kamu ga pernah bilang sama Papah, kalo kamu udah kenal sama anaknya om Ryan?" Farhan menatap tajam Aling.

Aling menyengir kuda. "Papah aja ga pernah nanya soal anaknya om Ryan."

"Kakak Achai, kakak kok jarang main si, Aldo kangen sama kakak." Ujar Aldo sembari mengusap matanya seolah ingin menangis.

"Iya, Aldi juga kangen banget sama kakak." Ujar Aldi sembari turun dari tempat duduknya dan menghampiri tempat Achai lalu memeluknya. Dan diikuti oleh Aldo.

"Iya Aldo, Aldi, kakak juga kangen banget sama kalian." Ujar Achai sembari mengelus puncak kepala Aldo dan Aldi secara bergantian.

"Jangan takut-takut sama Tante, Tante ga galak kok." Ujar Anita dengan senyuman manisnya.

"Iya, Tante. Nanti, Achai pasti main lagi kok." Ujar Achai.

"Lo ga kangen gitu sama gua?" Tanya Aling dan mendapatkan tatapan tajam dari Achai.

"Kan setiap hari udah ketemu disekolah." Jawab Achai ketus.

"Biasa, Chai. Aling kalo manjanya kumat suka lebay." Ujar Anita sembari melirik kearah Aling.

"Aling, tau ga si, Achai tadi pagi minta buat diajarin masak." Ujar Viona dengan melirik kearah Achai, dan menyenggol lengan Achai berniat menggodanya.

"Bundaaa..." Ujar Achai dengan menundukkan kepalanya.

"Tenang aja, Bun. Nanti, Achai, Aling yang ngajarin sampe jago masak." Ujar Aling dengan melirik kearah Achai sembari menaik turunkan alisnya.

"Wah, emang Aling bisa masak?" Tanya Viona.

"Jangan diraguin, Bun. Dia jago banget loh masaknya, kayak master chef Indonesia. Chef yang terkenal itu aja kalah." Ucap Achai.

"Bisa, Bun. Tapi, ga jago banget lah. Biasa aja." Kata Aling.

"Merendah untuk meroket!" Achai memutar bola matanya.

"Aldo, Aldi, sini sayang. Jangan dipeluk terus kakak Achai nya. Kakak Achai mau makan dulu, sini, nak." Ujar Anita. Aldo dan Aldi pun menuruti ucapan mamahnya dan kembali ke tempat duduknya masing-masing.

"Iya nih bocil. Pelukannya kakak Achai tuh cuma buat Abang Aling seorang." Ujar Aling, menundukkan tubuhnya untuk mensejajarkan tubuh mungil Aldo dan Aldi sembari menepuk-nepuk dadanya.

"Bialin aja. Lagian Abang ga boleh peyuk-peyuk kakak Achai. Belum muhlim tauu!" Kata Aldi sembari memonyongkan bibirnya.

Geram, Aling pun menarik gemas bibir yang Aldi monyongkan. Membuat Aldi menangis.

"Mamaa... Hiks, bibil Aldi takit, maa. Bang Aling nakal! Bibil Aldi tuh mimitit edison, nanti kalo jadi monyong gimana? Kan jadi ga seksi lagi!" Ujar Aldi dengan isakannya, membuat semua orang yang ada disekitarnya menjadi gemas.

"Aldi, diajarin siapa kamu ngomong kayak gitu, nak?" Tanya Farhan sedikit menyentak.

Aldi menunjuk kearah Aling. Aling yang ditunjuk pun melayangkan tatapan tajamnya untuk Aldi. Lalu dia menatap Farhan dengan cengirannya.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang