EMPAT PULUH ENAM

103 9 0
                                    

Haii! Ayo senyum!

Vote dan komen!!

Yang belum follow akun ini, ayo follow buat tau info selanjutnya!!

Follow ig _viiy2020

Ramein ya!! Tinggal beberapa part lagi menuju ending!

^HAPPY READING^

•••

Di kediaman rumah milik Ryan juga sama. Tadi sekelompok orang-orang bertopeng itu juga menyerang kembali rumah Achai. Beruntungnya, ada Izhar, Varli, Akza, Farrel, Farrah dan sebagian anggota Venus yang sedang berjaga.

Achai langsung datang dengan terburu-buru menghampiri kedua orang tuanya saat mendapat kabar dari Farrah. Sedangkan Endi, dia sudah ada Rendi dan lima anggota Venus yang menemaninya. Jadi, Achai tidak terlalu mengkhawatirkannya lagi.

Orang-orang bertopeng itu sengaja membagi dua kelompok untuk menyerang rumahnya dan juga Endi secara bersamaan agar Achai merasa bersalah. Karena dirinya, orang-orang tersayangnya menjadi target dari orang bertopeng.

"Maafin Achai, Bun, Yah." Achai memeluk kedua orang tuanya dengan penuh rasa khawatir.

"Ga perlu minta maaf, sayang. Ini bukan salah kamu." Ujar Viona dengan mengelus punggung Achai lembut.

"Kamu sendiri gapapa, Achai?" Tanya Ryan. Dia sangat mencemaskan keadaan putri satu-satunya.

"Gapapa, Ayah." Achai meleraikan pelukannya. "Achai temuin temen-temen Achai di luar dulu ya, Bun, Yah."

Ryan dan Viona menganggukkan kepalanya. Lalu Achai berjalan keluar menuju teman-teman Aling dan anggota Venus. Achai menatap semua orang di depannya dengan tatapan bertanya.

"Kita semua gapapa." Ujar Akza yang paham akan tatapan Achai.

"Aling sama Rey mana?" Tanya Achai.

"Ada di markas Venus. Katanya, Aling mau bicarain rencananya sama Rey." Jawab Varli.

Achai mengangguk mengerti.

"Ini. Tadi, gue nemu ini waktu lagi berantem sama orang bertopeng itu. Mungkin ini punya salah satu dari mereka." Farrel memberikan sebuah bandul kalung kepada Achai. Bandul kalung itu berbentuk topeng dan di tengahnya terdapat tulisan 'B&F'.

Achai mengamati bandul kalung itu dengan teliti. "B&F?" Achai mengerutkan keningnya dan menatap semua orang di depannya.

Semuanya menggidikkan bahunya tak tahu.

"Tenang aja. Gue udah pasang GPS di salah satu motor orang bertopeng itu." Ujar Izhar memberitahu.

"Wih, gercep banget, bro." Akza menepuk bahu Izhar sedikit keras dan di balas dengan tatapan tajam Izhar. Akza tercengir melihat itu.

"Nanti tinggal gue lacak. Kalo udah ketemu lokasinya, gue kabarin lo semua."

Achai menghela nafas leganya. "Oke. Gue tunggu kabar selanjutnya dari lo."

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang