DUA PULUH DUA

144 15 5
                                    

'Terkadang, memang melelahkan terus-menerus mengejar yang sudah jelas-jelas dan dipastikan itu bukan untuk kita. Memang dasarnya kita yang bodoh, terlalu berharap akan jadi milik kita.'

~Varli Liguna

•••

Follow dulu sebelum membaca,  jangan lupa vote dan komen juga, okey!



******

"PAGI, MAMAH, PAPAH KU YANG KECE BADAI, DAN BANG ANUGERAH YANG GALAK!" Teriak Rere setelah menuruni tangga.

"Bisa ga sih, Re, lo ga usah teriak pagi-pagi?" Ujar Aling sembari menutup telinganya yang terasa pengang.

"Ga bisa. Karena di pagi hari itu, kita itu harus semangat. Ga boleh lemes. Kita harus mulai hari dengan SEMANGAT! Biar mood kita itu bagus." Ujarnya dengan senyum dan semangat.

"Nah, contohlah adik kamu ini. Jangan, masih pagi udah cemberut aja. Kurangin muka judes kamu itu, nanti ga ada yang naksir mampus kau, nak." Ujar papahnya datar.

"Diihh, Aling mah laku kali, pah. Buktinya, Achai mau nerima Aling. Emang papah, ga laku, ga dikasih jatah sama mamah. Nanti, kalo Aling udah nikah sama Achai, papah jangan iri ya kalo Aling sama Achai kayak gitu setiap hari." Ujar Aling dengan santainya memakan sarapan paginya.

"Gitu apa, bang?" Tanya Rere polos.

Emang anaknya terlalu polos.

"Itu loh--"

"Heh! Sssttt! Jangan ngotorin otak adik kamu yang masih bersih." Kata papahnya, memotong perkataan Aling.

"Hmm, bocil ga boleh tau." Ujar Aling lalu melanjutkan makannya.

"Udah, udah, pagi-pagi kok udah ribut sih. Cepetan sarapan, nanti kalian telat lagi." Ujar mamah Anita.

"SIAP, BU BOS!" Ucap mereka secara bersamaan.

********

"Achai, kenapa makannya kayak gitu, ih?" Tanya Bunda.

"Bunda masih nanya? Bunda ga inget kemaren? Achai capek-capek loh, Bun, kemaren. Ngejar-ngejar ayam, eh, bunda malah pergi arisan. Mending cepet, sampe sore belum balik. Sebel deh Achai jadinya." Ucap Achai dengan memajukan bibirnya.

Bunda tertawa. "Maaf ya sayang. Nanti bunda ajarin setelah pulang sekolah gimana?"

"Liat nanti deh, Bun. Takutnya Achai ada kegiatan mendadak. Dan ini juga sesuai mood Achai." Ujar Achai dengan senyum manisnya.

"Assalamualaikum, Achai. Pagi, tante, om." Sapa Endi menyelonong masuk.

"Wa'alaikimussalam."

"Wah, lagi makan-makan nih. Endi boleh ikut ga, tan, om?" Tanya Endi ikut duduk di kursi makan.

"Boleh kok." Jawab Viona.

"Eeh, ga, ga. Ayok kita berangkat, udah telat nih." Ujar Achai berdiri dan menarik tali tas Endi. Baru saja Endi ingin menyendok nasi goreng dihadapannya.

"Yaelah, Chai, gue mau sarapan dulu kali. Laper gue, belum makan. Gue makan dulu ya? Please." Ucapnya memohon.

"Ga ada. Nanti aja dikantin. Ini hari senin, kita upacara. Gua ga mau sampe telat. Udah ayok!" Achai menarik tangan Endi yang hampir menyentuh nasi goreng.

ANUGERAH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang