"Mencari ketenangan itu bukan dengan cara pergi, tetapi dengan kembali. Kembali ke dalam dirimu, carilah Allah di hatimu, sesungguhnya ketenangan ada disitu."
--• Habib Umar bin Hafidz •--
***
AZMI . 22.08
Assalamu'alaikum, Bah.
Bah, Azmi dikeluarkan dari pesantren.
Besok Abah sama ummi diminta datang ke pesantren sekitar jam sepuluh pagi.
Azmi minta maaf, Bah.ABAH❤️ . 22.58
Wa'alaikumsalam.
Astaghfirullah ada apa, Mas? Karena masalah itu akhirnya kamu dikeluarkan?AZMI . 22.58
Bukan hanya itu, Bah. Tapi ada masalah lagi.
Lebih baik Abah sama Ummi ngga usah jemput Azmi. Abah pasti sibuk. Udah, Abah ngga perlu mikirin Azmi. Biarkan Azmi pulang sendiri. Azmi sudah mengecewakan kalian. Azmi bikin kalian malu.ABAH❤️ . 22.59
Masalah apa lagi, Mas? Coba cerita sama Abah.
Besok pasti Abah datang. Jangan pulang sendiri, ya!AZMI . 23.00
Besok pasti Abah tau. Azmi tidak ingin bercerita sekarang, Bah. Maafkan Azmi, ya, Bah. Maaf kalau Abah sama Ummi menyesal pernah membawa Azmi pulang dan hidup bersama kalian. Terima kasih.ABAH❤️ . 23.00
Ya sudah kalau belum ingin bercerita. Tenang ya, Mas! Jaga diri di pesantren. Kalau mungkin kamu sedang menangis sekarang, tidak apa. Tapi jangan berlarut. Jangan dipikir terus! Istirahat, Nak! Sudah jam sebelas malam. Jangan sampai sakit! Semua ini cobaan, jaga iman, ya, Nak! Besok Abah datang.AZMI . 23.01
Iya, Bah.Begitu pesanku bersama abah dalam ruang chat WhatsApp. Sebenarnya aku ingin menjawab lebih banyak lagi, mengeluh pada abah. Tapi tanganku sangat sulit untuk mengetik pesan, apalagi berbicara. Dari pagi, jadwal makanku dikacaukan oleh berbagai hal, ditambah nafsu makanku memang menurun. Mataku terasa sedikit panas saat membuka, namun belum sempat tidur.
Rasanya semangatku telah hilang. Besok aku memang nyata dikeluarkan dari pesantren.
SANGAT MEMALUKAN!
Masalah kebakaran dapur pesantren, ditambah masalah siang tadi telah berujung seperti ini. Bagaimanapun aku dan perempuan itu membela, semua tetap menyangka kami berpacaran. Seandainya dia mau menjelaskan masalahnya dengan Alvin, mungkin bisa menjadi bukti kuat. Besok kami berdua akan dikeluarkan. Hanya beda waktu, aku pagi, sedangkan dia sore hari.
Mungkin Allah sudah menyiapkan tempat baru untukku setelah dikeluarkan dari pesantren. Mungkin.
Aku memandang ketiga temanku yang sudah tertidur pulas. Besok aku akan pergi dari tempat ini tanpa salam perpisahan dengan teman-temanku. Aku sama sekali tidak menyangka hari terakhirku disini akan sangat menyakitkan.
Aku masih ingin belajar disini lebih lama. Apa yang akan aku lakukan saat pulang besok? Rencana yang seharusnya aku akan kuliah di Al-Azhar setelah lulus sekolah, ternyata terhalang restu ummi. Aku tidak mau hanya duduk-duduk santai di rumah sedangkan pemuda-pemuda di luar sana sibuk belajar dengan kerasnya.
***
"Ja, apa kita akan seperti ini selamanya?" tanyaku sambil membereskan barang-barangku untuk dibawa pulang nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm Santri [End]
Roman pour AdolescentsApa yang membuatku rapuh hari ini adalah pelajaran tentang bagaimana bisa menjadi pribadi yang kuat di hari esok. *** Muhammad Hisyam Ulul Azmi. Sebuah nama dengan berjuta harapan. Aku sama sekali bukan manusia sempurna, bukan pula manusia yang sela...