Nyaris tengah malam, namun Minji masih bersolek di kamarnya dengan menggunakan pakaian minim yang terbalut indah di tubuhnya. Mondar mandir dengan menyimpan kedua tangan nya di dada, nampak bingung karena sedari tadi ia belum mendapat sebuah notifikasi dari pria bermarga Park itu. Pria yang telah membuat janji dengan nya malam ini. Mungkin cukup menegangkan baginya, karena ini akan menjadi pertama kalinya dia melayani pria kelewat seksi malam ini. Karena saking penasaran nya, Minji pun keluar dari kamarnya dan memberanikan diri pergi ke lantai dasar untuk mengetahui apakah Jimin sudah berada di rumah atau belum.
Kaki jenjangnya melangkah menuruni tangga perlahan, ragu dan takut, seperti seorang maling saja. Beruntung rumah ini selalu sepi, karena memang hanya Jimin dan Minji yang menghuninya. Pikir Minji seperti itu. Ketika Minji sedang berdiri memandangi ruang tamu dan pintu utama, tiba-tiba saja terdengar sebuah suara seorang pria berdehem yang menyapa telinganya. Meski baru beberapa jam bertemu Jimin, dan mengobrol. Sepertinya Minji juga sudah cukup hapal dengan suara lembut Park Jimin. Tapi ini jelas bukan suara pria itu. Minji dibuat merinding seketika rasanya!
Derap langkah seseorang terdengar semakin dekat saja dibelakangnya, membuat Minji menolehkan kepala dengan pelan, ragu dan khawatir. Lalu, siapa sangka ia malah di kagetkan dengan atensi seorang pria yang tampan rupawan, berdiri sambil memegang segelas wine di tangan nya. Pria itu mengangkat satu alisnya menatap Minji.
"Siapa kau?", suara bariton nya mengintrupsi
Minji langsung gelagapan, "A-aku..." belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba pria itu mendekat ke arahnya. Jelas Minji takut karena ia tak mengenal pria di hadapan nya ini sama sekali sebelumnya. Hal itu bahkan membuat Minji mundur satu langkah.
Pria itu malah menatap bingung dan semakin mengangkat alis, "Kau pikir aku penjahat?"
Wow. Minji sampai terpukau dengan ketampanannya ketika pria itu berdiri tepat di hadapan nya dengan jarak yang cukup dekat. Bagaimana pahatan wajah sempurna itu menyihir Minji dalam sekejap.
Pria itu mengangguk-angguk setelah menatap Minji lamat-lamat, dari ujung—ke ujung. Ia menggaruk dagunya yang tidak gatal, "Hyung membawa wanita simpanan lagi untuk Jimin, ya?"
Minji terdiam dan sedikit mendelik kaget. Apa katanya?
"Siapa nama mu?"
"A-aku Choi Minji. Siapa kau?" balas Minji dengan tatapan was-was.
Takut sewaktu-waktu pria ini maling yang menyelundup ke rumah Jimin. Tapi sepertinya itu mustahil, mengingat rumah sebesar ini, tidak akan mungkin tanpa pengawasan canggih dan ketat yang tidak membunyikan sirine ketika ada penjahat yang menyelinap kedalam. Dan juga—kenapa maling harus berpakaian rapih dan menawan seperti ini sembari memegang segelas wine dan satu tangan dimasukkan kedalam saku celana nya?
Butuh beberapa saat bagi pria itu untuk bereaksi atau sekedar menjawab pertanyaan Minji. Yang ada malah lebih memilih menarik sudut bibir dan menyesap wine sembari menatap Minji.
"Kim Taehyung, aku sahabatnya" balasnya singkat. Kemudian tatapan nya beralih ke bawah, menatap tubuh Minji dengan seksama. Sedangkan sang empu yang merasa tak nyaman karena sadar sedang diperhatikan sebegitunya, sampai merapatkan kedua pahanya yang terekspos.
Menyesal sekali Minji buru-buru memakai lingerie seksi berbahan satin ini. Bukankah jelas-jelas akan sangat menggoda dimata seorang pria?
"Ehm!", Minji berdehem
Sadar akan sikap tak nyaman Minji, pria Kim itu mengedarkan pandangannya menatap manik mata wanita dihadapannya, "Sepertinya kau sedang menunggu Jimin. I guess?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Butterfly [M]
Fanfiction[TAMAT] Choi Minji tak main-main membandrol dirinya dengan harga fantastis hingga orang-orang kerap memberinya julukan 'Kupu-Kupu Malam' yang tak banyak orang bisa taklukkan. Namun, suatu ketika tawaran menggiurkan datang dari seorang yang ternama...