Asumsi bahwa seorang Choi Minji sebagai orang ketiga di hubungan Jimin dan Solmi semakin lama semakin jelas dan nyata. Setelah pertengkaran itu, Minji merasa kalau Jimin semakin terang-terangan mengekspos dan memposisikan dirinya sebagai 'kenalan boss'. Hingga memunculkan berbagai desas-desus dari karyawan kantor karena Jimin terlalu sering membawa wanitanya ke kantor perusahaan itu.
Dari pertengkaran kemarin Minji dapat menyimpulkan bahwa Jimin membuat dinding penghalang di antara hubungannya dengan sang kekasih ketika dalam dunia kerja. Apakah itu jahat? Entahlah. Jimin hanya ingin membuat namanya, nama Solmi, nama keluarga dan yang terpenting adalah nama perusahaan tetap baik. Dan, semua berjalan dengan semestinya tanpa adanya desas-desus yang mungkin akan muncul setiap harinya bilamana ia membiarkan hubungannya dengan Solmi menjadi santapan publik. Jimin tidak ingin para pegawai kantornya menjadi semakin segan padanya, terlebih pada Solmi. Belum lagi kalau kehidupan pribadinya itu malah menjadi masalah dalam dunia kerja. Hubungan backstreet saja menimbulkan masalah tempo hari. Apalagi kalau para pegawai kantor tahu soal hubungan mereka? Mungkin saja mereka akan lebih peka bahwa ada sesuatu yang terjadi kalau-kalau Jimin dan Solmi terlihat saling diam dan cuek satu sama lain. Jimin tidak ingin kehidupan priadinya itu mengganggu sesuatu yang ia gilai, yaitu bisnis. Make it professional.
Setelah kejadian tempo hari juga, Minji jadi tahu kalau ternyata Solmi itu bekerja sebagai sekretaris. Lebih tepatnya sekretaris kedua. Lalu, siapa yang pertama? Jawabannya adalah Lee Sora. Ketika Minji menyadarinya, disitulah rasa penasarannya akan sosok sekretaris Jimin yang diajak tidur menurut sepenggal kalimat yang Taehyung ceritakan, akhirnya terkuak. Kalau Jimin meniduri kekasihnya sendiri bukanlah hal aneh tentunya. Dan saat Minji tahu kalau kekasihnya itu adalah sekretarisnya sendiri, Minji kaget akan ucapan Taehyung yang terbukti dengan sendirinya. Hanya saja semua itu berakhir ketika Jimin menceritakan pada Minji bahwa ia memiliki dua orang sekretaris. Cukup mengesankan bahwa Lee Sora adalah sekretaris yang Taehyung maksud.
"Kudengar tadi Solmi menemuimu di ruanganku saat aku sedang meeting?", ucap Jimin sembari mendorong troli belanjanya yang sudah cukup penuh. Semuanya hasil dari memakan waktu selama hampir dua jam karena mengitari seisi pasar swalayan hanya untuk memenuhi kebutuhan bulanan bersama Minji yang menemaninya. Padahal Minjii sendiri khawatir kalau sebenarnya Jimin sedang banyak pekerjaan atau ada jadwal lain yang harus dilakukan daripada malah berkeliaran di supermarket sehabis jam makan siang. Namun rupanya Jimin sudah menghandle semua pekerjaanya dan memiliki waktu luang sehingga ia melakukannya.
"Mmm, iya. Bagaimana bisa kau tahu semua berita itu? Hampir tidak pernah ada yang terlewatkan. Kau selalu tahu semuanya", jawabnya dengan mata terfokus pada jajaran tuna kaleng yang sepertinya akan masuk kedalam troli belanjaan.
Sedangkan Jimin terkekeh tak langsung menjawab, "Tentu saja itu mudah. Oh ya, apa Solmi melakukan sesuatu padamu? Apa dia berbicara sesuatu yang melukaimu?"
Minji langsung menoleh dan menggeleng dengan menampilkan senyum terbaik. "Tidak. Ayolah, Jim. Jangan khawatirkan aku", ucapnya kemudian melangkahkan kakinya kedepan. Berusaha mengambil suatu barang yang menarik atensinya.
"Minji, aku tahu bagaimana Solmi. Memang bukan pertama kalinya kalian bertemu. Biasanya kan kalian hanya berpapasan atau hanya sekedar bertemu tanpa sengaja. Tapi, yang tadi itu bukannya dia memang berniat menemuimu? Pasti untuk mengatakan sesuatu. Bisa kau ceritakan? Sekali saja...", ucap Jimin berusaha menyamakan langkahnya, berdiri di samping Minji.
Minji menoleh dengan senyumnya, "Tidak, Jimin. Solmi hanya menaruh sesuatu di laci meja kerjamu. Dia bilang kalau kau sedang sibuk dan jangan menemuinya terus disaat jam kerja. Hanya itu...", jawabnya terlihat santai sembari memasukkan beberapa kaleng tuna pilihannya kedalam troli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Butterfly [M]
Fanfic[TAMAT] Choi Minji tak main-main membandrol dirinya dengan harga fantastis hingga orang-orang kerap memberinya julukan 'Kupu-Kupu Malam' yang tak banyak orang bisa taklukkan. Namun, suatu ketika tawaran menggiurkan datang dari seorang yang ternama...