37. The End

187 11 0
                                    

PICK YOUR BEST ENDING :)

.
.
.
.
.

JEON JUNGKOOK VERSION :

Malam itu, suasana di dalam klub malam Seoul begitu ramai. Musik berdentum keras, lampu-lampu neon berpendar, menari-nari dalam kegelapan. Minji, yang biasanya jarang menghabiskan waktu di tempat seperti ini, memutuskan untuk datang hanya karena ingin melupakan sejenak segala masalah yang menghantui pikirannya. Dia mengenakan gaun hitam yang memeluk tubuhnya dengan sempurna, rambut panjangnya tergerai bebas, memberikan kesan elegan namun misterius.

Saat Minji masuk ke dalam klub, pandangannya langsung tertuju pada sosok yang sangat dikenalnya—Jungkook. Namun, sesuatu yang berbeda membuat hatinya mencelos. Di samping Jungkook, seorang wanita cantik dengan senyum menawan berdiri dekat, terlalu dekat. Minji bisa merasakan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat, ada rasa cemburu yang tak bisa ia jelaskan.

Jungkook yang sedang tertawa bersama wanita itu, tak bisa mengabaikan kehadiran Minji. Sejak Minji masuk, matanya tak henti-hentinya mencuri pandang. Dia tahu bahwa Minji telah memperhatikannya, dan dia bisa merasakan ada sesuatu di antara mereka yang belum selesai. Meskipun dia bersama wanita lain, pikirannya terus beralih kepada Minji, wanita yang selalu memiliki tempat khusus di hatinya.

Minji berusaha mengalihkan pikirannya. Dia memilih untuk duduk sendirian di pojok klub, mencoba mengusir bayangan Jungkook yang tak henti-hentinya menghantui pikirannya. Minji menyibukkan diri dengan meneguk minumannya dan menonton orang-orang yang menari di lantai dansa. Namun, hatinya tetap berat. Perasaan cemburu dan sakit hati bercampur aduk dalam dirinya.

Tidak tahan lagi berada di dalam ruangan yang sesak dengan musik dan lampu yang menyilaukan, Minji memutuskan untuk pergi keluar mencari udara segar. Dia membawa rokoknya dan melangkah keluar menuju gang samping klub yang sepi, tempat di mana dia bisa menenangkan pikirannya sejenak. Minji menyalakan rokoknya dan menghisapnya pelan-pelan, membiarkan asapnya melayang di udara malam yang dingin.

Tapi, ketenangan Minji tak berlangsung lama. Jungkook, yang dari tadi diam-diam memperhatikannya, memutuskan untuk mengikutinya. Dia meninggalkan wanita yang bersamanya dan keluar mengikuti Minji. Jungkook menemukan Minji sedang bersandar di dinding bata yang usang, dengan wajah muram dan rokok di tangannya.

Tanpa banyak bicara, Jungkook menghampiri Minji. Dia tahu ini bukanlah waktu yang tepat, namun ada dorongan yang tak bisa dia tahan lagi. Mata mereka bertemu, ada kebisuan yang berat di antara keduanya. Tanpa berpikir panjang, Jungkook meraih tangan Minji, mengambil rokok dari bibirnya dan membuangnya ke tanah.

Minji terkejut, namun tak sempat berkata apa-apa. Dalam sekejap, Jungkook mendekat, menghilangkan jarak di antara mereka, dan menciumnya dengan penuh hasrat. Ciuman itu penuh dengan emosi yang terpendam, campuran antara rasa cinta, obsesi, rindu, dan mungkin sedikit penyesalan. Minji awalnya terdiam, tidak tahu harus bereaksi bagaimana, namun seiring berjalannya waktu, dia membiarkan dirinya tenggelam dalam momen itu.

Asap rokok yang melayang tertiup angin malam, membawa serta perasaan-perasaan yang mungkin selama ini mereka simpan dalam-dalam. Di bawah langit malam Seoul, dalam sebuah gang yang sepi, Minji dan Jungkook menemukan diri mereka terjebak dalam ciuman yang penuh arti, membawa mereka ke dalam pusaran perasaan yang sulit mereka pahami.

Ketika akhirnya ciuman itu terhenti, mereka masih saling menatap dalam diam. Tidak ada kata-kata yang diucapkan, namun pandangan mata mereka berbicara lebih dari sekadar kata-kata. Minji merasakan dadanya berdebar kencang, sementara Jungkook menatapnya dengan pandangan yang tak pernah ia tunjukkan sebelumnya.

Night Butterfly [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang