Jimin paling tidak suka ketika sesuatu yang sudah di klaim menjadi miliknya harus mendapat campur tangan dari orang lain. Begitu pula soal wanita. Masih sehubungan dengan hal itu, Jimin tidak segan untuk menghajar sahabatnya sendiri tempo hari itu. Minji tahu bahwa Jimin sempat marah padanya setelah kejadian itu. Sekalipun ia sempat marah dan menaruh rasa kecewa karena Minji menyembunyikan nya, ia tetap memaafkan wanita itu. Karena dalam pandangan Jimin, pihak pria lah yang akan tetap di salahkan. Meskipun begitu, Minji tetap merasa bersalah, malu sekaligus takjub. Takjub akan sosok Park Jimin yang entah bagaimana bisa tahu kalau ia dan Taehyung pernah satu ranjang bersama.
Saat itu Minji hanya bisa pasrah dan mengakui kesalahannya. Karena mau bagaimanapun ia tidak akan bisa mengelak. Jimin itu terlalu cerdas dan peka secara bersamaan. Tentu saja tidak akan mempan kalau Minji membohonginya. Lagi pula darimana Jimin bisa tahu tentang Taehyung yang meniduri Minji kalau bukan dari akal pikirannya yang cerdas?
Jadi, bagaimana wanita tidak mudah terpikat padanya? Termasuk Choi Minji sekalipun.
"Hari ini mau kemana?", tanya Jimin memulai obrolan setelah ia menyelesaikan sesi sarapan pagi nya.
"Tidak tahu. Aku tidak memiliki jadwal apapun hari ini. Membosankan", balas Minji sehabis meneguk segelas air minumnya, begitupun Jimin. Pria itu meraih sebuah arloji bermerk Rolex yang dibandrol ratusan juta dan melingkarkan di pergelangan tangan kirinya.
"Aku ada rapat besar pagi ini. Kalau kau tidak bosan menunggu datanglah ke kantor. Atau, temui aku usai rapat selesai di jam makan siang, bagaimana?"
Minji mengangkat kedua alisnya cukup kaget, ini pertama kalinya Jimin menawarinya untuk berkunjung ke kantor perusahaan nya. "Sungguh? Apa tidak akan merepotkanmu?"
Pria itu malah tergelak tawa sejenak, "Tentu saja tidak masalah. Datanglah ke kantor, kita makan siang bersama"
—
Suara sepatu hak berwarna nude itu terdengar nyaring, melangkah dengan penuh percaya diri setelah pintu utama gedung terbuka secara otomatis menyapa kedatangannya. Sesuai janji, Choi Minji menginjakkan kaki jenjang nya di kantor perusahaan Park Jimin untuk pertama kalinya pada siang hari ini. Menggunakan dress berwarna senada dengan heels, rambut coklat gelap yang terurai cantik nan bergelombang, bibir seksi dengan polesan warna mauve red dari merk dunia, Chanel. Sukses menarik perhatian beberapa orang pegawai kantor yang sedang berlalu-lalang. Termasuk salah seorang pria berkemeja abu yang tiba-tiba melangkahkan kaki untuk menghampiri wanita itu.
"Permisi? Apa anda yang bernama Choi Minji?"
Merasa namanya terpanggil Minji menghentikan langkahnya saat seorang pria berusaha menyamakan langkahnya dari belakang. Minji sukses dibuat kaget-terpelongo sesaat. "Y-ya? Itu saya"
"Tuan Park sudah menunggu anda. Mari saya antarkan", balas pria itu secara langsung, gesit dan tanpa basa-basi. Meski sedikit kaget dan bingung, Minji tetap memilih untuk mengikuti arahan pria berperawakan tinggi besar itu. Wanita itu menduga kalau pria itu adalah suruhan Jimin. Padahal sebelum pria itu mendatanginya, Minji sudah berniat menuju ke arah resepsionis untuk menanyakan dimana keberadaan Park Jimin saat ini. Namun, tahu begini, ya sudah.
Pria itu memimpin lebih dulu, memasuki sebuah elevator yang ditujukan pada lantai teratas. Sesampainya, pria itu langsung mengarahkan Minji pada sebuah pintu ruangan yang hanya butuh beberapa langkah saja dari elevator tersebut. Pria itu mengetuk pintu, kemudian membukanya.
"Tuan, Nona Choi sudah datang", ujarnya dengan sedikit menunduk.
Sang Direktur Utama yang awalnya sedang fokus pada lembaran kertas tiba-tiba mengalihkan atensinya pada sumber suara. "Suruh dia masuk", balas Jimin yang kemudian diangguki oleh pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Butterfly [M]
Fiksi Penggemar[TAMAT] Choi Minji tak main-main membandrol dirinya dengan harga fantastis hingga orang-orang kerap memberinya julukan 'Kupu-Kupu Malam' yang tak banyak orang bisa taklukkan. Namun, suatu ketika tawaran menggiurkan datang dari seorang yang ternama...