Sekitar pukul tujuh malam, pria itu dengan gagahnya sudah berdiri tak jauh dari pintu kamar Minji, tentunya menunggu sang wanita. Sesekali menyilangkan tangan di dada setelah merasa bosan karena terus memasukkan tangan kedalam saku celananya. Jimin rupanya nampak sangat gagah dengan mengenakan kemeja berwarna biru dongker yang lengannya digulung sampai sebatas lutut, sengaja, kemudian dipadukan dengan celana berwarna hitam yang membuat pesona nya semakin mencolok malam ini.
Lalu tak lama suara yang telah ia tunggu-tunggu selama ini akhirnya menyapa telinga. Pintu itu terbuka, Minji tersenyum sebagai sapaan nya kepada Jimin yang telah cukup lama menunggunya. "Maaf membuatmu lama menunggu. Bagaimana penampilanku?" tanya Minji dengan raut wajah yang cukup bersemangat walau sebenarnya tidak begitu siap.
Jimin terdiam menatap Minji—wajahnya terpelongo sesaat. Sebegitu terkesima nya ia dengan penampilan Minji yang terkesan seksi namun sangat elegan malam ini. "Ehm! Cantik, Nona Choi. Sangat seksi. Sempurna" ujarnya dengan memalingkan wajah sejenak.
Jimin jadi tahu kalau selera wanita itu tidak main-main dalam urusan penampilan. Minji menghela nafas lega. Tandanya, tidak terlalu memalukan, bukan? Pun, Minji jadi merasa cukup puas dengan penampilan nya karena sampai dipuji-puji sebegitunya oleh pria kelewat tampan itu. Syukurlah kalau Jimin benar-benar tidak menuntut Minji untuk menggunakan pakaian-pakaian tertentu bahkan mengatur cara berpakaian Minji, yang ada Jimin malah mempersilahkan Minji untuk mengenakan pakaian apapun yang menurutnya nyaman dan terlihat bagus untuk dipandang. Jimin juga tidak merasa keberatan kalau Minji ingin mengenakan pakaian yang sedikit terbuka. Jimin benar-benar membiarkan Minji tampil percaya diri dengan penampilan yang dia sukai.
Tanpa berlama-lama, Jimin pun menuruni tangga dengan menggandeng lengan Minji, memastikan wanita itu aman dengannya sampai depan. Dimana terdapat black mercy S-Class milik Jimin yang sudah siap dengan seorang supir yang sigap membukakan pintu untuk Tuan Muda Park beserta wanita disampingnya.
Sedangkan dalam perjalanan, Minji kalut dalam diamnya. Dalam pikirannya, Minji masih terlalu asing untuk dipertemukan dengan keluarga Jimin. Selain karena minder akan statusnya yang bukan siapa-siapa, Minji juga merasa tidak pantas bersanding dengan jejeran orang bau duit itu. Lagi, Minji juga kelimpungan harus memperkenalkan sebagai siapa. Sedangkan ia hanya seorang budak seks Park Jimin. Lagi pula, Minji tidak ingin membuat malu siapapun termasuk Jimin.
"Jangan khawatir. Aku sudah mengenalkanmu pada Ibuku sebagai temanku. Aku bahkan mengatakan kita sudah tinggal bersama. Dan kau tahu? Ibuku langsung menyuruhku untuk mengajakmu makan malam" ucap Jimin seolah mengerti isi pikiran wanita disampingnya.
Minji menoleh dengan mata membulat sempurna. Sungguh! Minji tak menyangka akan sampai sebegitunya. Ini bahkan belum sampai satu minggu ia tinggal dan hidup bersama Jimin dalam satu rumah, namun sudah begitu banyak hal mengejutkan yang tak pernah ia duga sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Butterfly [M]
Fiksi Penggemar[TAMAT] Choi Minji tak main-main membandrol dirinya dengan harga fantastis hingga orang-orang kerap memberinya julukan 'Kupu-Kupu Malam' yang tak banyak orang bisa taklukkan. Namun, suatu ketika tawaran menggiurkan datang dari seorang yang ternama...