Sebenarnya masih terlalu pagi untuk hal-hal mengejutkan seperti yang di alami Minji sejak beberapa menit yang lalu. Pandangan mata menyipit mengitari seluruh penjuru kamar yang sedang ia tinggali saat ini. Menatapnya terlihat bingung dengan tempat asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Mengingat soal semalam rasanya terlalu sulit, kalau di paksakan juga otak masih saja menolak—malah semakin pusing. Minji menilik pakaian yang sedang ia kenakan dibalik selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Masih sama seperti semalam...?, pikirnya.
Lalu seorang pria—yang tidak begitu asing—itu tiba-tiba muncul dari sebuah pintu kamar mandi dengan mengenakan bathrobe putih, tentunya dengan bagian dada yang sedikit terbuka. Ah, sepertinya Minji lupa kalau suara guyuran shower lah yang membangunkannya beberapa menit yang lalu.
"Sudah bangun, hmm?", tanya Jimin yang sedang menggosok rambut basahnya dengan sebuah handuk kecil.
Tunggu? Minji terdiam. Entah sedang mengumpulkan nyawa atau sedang bermonolog. Seakan bertanya-tanya bagaimana kelanjutan tentang semalam bersama Taehyung—dan apa yang terjadi padanya sampai bisa berada di kamar Park Jimin pagi ini.
"Aku—emmh"
Jimin terkekeh dan duduk di sisi ranjang setelah mengambil beberapa pakaian yang akan ia kenakan hari ini berupa sebuah kaos berukuran oversize, celana selutut dan sebuah celana dalam tentunya. Jimin tiba-tiba melepas bathrobe yang melekat di tubuhnya hingga turun dan menutupi bagian pahanya—hanya saja memamerkan bagian atas yang berperawakan atletis.
"Aku pulang tadi pagi sekitar pukul..., empat pagi? Dan—kulihat kau tertidur meringkuk kedinginan di sofa", ucap Jimin tepat saat ia sedang mengenakan sebuah kaos berwarna orange itu. Tatapannya terlihat seperti sedang jengkel namun menahan tawa.
"Kau baik-baik saja? Aku khawatir terjadi sesuatu padamu setelah ini. Kau sendiri tahu seberapa menusuk cuaca malam hari itu. Tidak apa, lain kali aku akan menyiapkan selimut untuk di ruang tengah. Takut sewaktu-waktu kau tertidur lagi di sofa", sambungnya dengan sorot mata yang lebih lembut daripada sebelumnya.
Minji akhirnya menarik seutas senyum, "Maaf jadi merepotkanmu. Aku baik-baik saja, sungguh..."
"Syukurlah...", tangan Jimin terangkat mengusap pucuk kepala Minji di barengi dengan pandangannya yang mengarah kesana, Jimin tersenyum manis. Sontak membuat wanita itu sedikit merasa tenang melihat respon manis Jimin padanya. Itu berarti tidak ada sesuatu yang terjadi, kan?
"Tidak bekerja hari ini?", tanya Minji yang sebenarnya hanya sekedar basa-basi.
"Kantor selalu libur di hari weekend, Nona Minji. Berhubung aku sedang libur, aku akan memasak sarapan untuk kita pagi ini. Mau makan apa?"
—
Setelah kejadian pagi ini, Minji baru sadar kalau tindakannya semalam yang memilih minum bersama Taehyung adalah sebuah tindakan yang bodoh dan sangat gegabah. Sebelumnya, Minji tidak berpikir kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi dari keputusan yang dia ambil. Mabuk adalah satu-satunya kemungkinan yang ia duga setelah meneguk beberapa tequila dengan keadaan sadar dan penuh keberanian.
Hanya saja, kalau semua kemungkinan itu berakhir dengan seks bersama Taehyung di atas sofa—tentu saja Minji tidak menduganya. Sangat tidak memungkinkan bahwa semua itu terjadi tanpa didasari oleh pengaruh alkohol. Karena semua itu sangat mungkin terjadi. Taehyung yang katanya sangat kebal alkohol,pun pada akhirnya mabuk juga. Walau pada awalnya Minji tidak ingat tentang semalam karena masih terasa pengar, lama-kelamaan pun semakin ingat dan sadar atas apa yang telah terjadi padanya danTaehyung malam itu.
Mulai dari Taehyung yang menyuruhnya berlutut dihadapannya, lalu berganti keadaan dimana Taehyung menenggelamkan seluruh wajahnya di area sensitif Minji dengan lidah yang menari-nari dengan sangat lihai disana, kemudian bagaimana semuanya berakhir telanjang di sofa dengan beberapa posisi yang dicoba dalam semalam, Minji ingat semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Butterfly [M]
Fanfic[TAMAT] Choi Minji tak main-main membandrol dirinya dengan harga fantastis hingga orang-orang kerap memberinya julukan 'Kupu-Kupu Malam' yang tak banyak orang bisa taklukkan. Namun, suatu ketika tawaran menggiurkan datang dari seorang yang ternama...