32. Heartbeat

290 21 0
                                    

Usai melewati malam-malam panjang bersama Park Jimin, Choi Minji hanya punya waktu sekitar tiga sampai empat jam hanya untuk tertidur. Karena paginya, ia harus menghadiri acara minum teh dan main golf bersama Nyonya dan Tuan Park di Country Club Golf milik Jimin.

Rencana awalnya, Jimin seharusnya ikut hadir. Namun, karena adanya kendala yang mendadak dalam pekerjaanya, Jimin harus merelakan waktu akhir pekan nya untuk menghadiri meeting. Untuk menghindari suasana yang suntuk dan membosankan, Jimin memilih Club Golf sebagai tempat meeting itu berlangsung dengan menyajikan pemandangan lapangan hijau serta pegunungan yang indah. Alasan nya adalah untuk kesejahteraan pegawai, mereka yang rela meluangkan waktunya di akhir pekan itu patut di apresiasi. Sebagai apresiasi darinya, Jimin ingin mengajak para jajaran manajer nya itu untuk ikut makan siang bersamanya di Club Golf.

Sedangkan, Kim Namjoon yang kebetulan masih berada di Korea itu hadir untuk ikut menikmati minggu pagi yang menyenangkan dengan bermain golf. Mereka berempat nampaknya sedang asik mengobrol santai sembari minum teh di halaman outdoor.

"Kenapa meeting nya berlangsung lama sekali? Aku merasa kasihan dengan para staff nya. Mereka mungkin sudah punya rencana untuk menghabiskan akhir pekan nya bersama orang terdekat", ujar Nyonya Park terlihat resah.

Namjoon yang sehabis menyeruput teh itu menimpali, "Tenang saja, Bu. Jimin itu profesional. Cecunguk itu pasti sudah menyiapkan kompensasi berkali lipat untuk kesejahteraan pegawai nya"

"Syukurlah. Kuharap begitu", ucap Nyonya Park.

"Tidak perlu mengkhawatirkannya. Kesejahteraan pegawai juga sama pentingnya dengan meningkatkan laba perusahaan. Jadi, tidak mungkin Jimin akan menyepelekannya", Tuan Park menjawab.

"Ah, ya, Nona Choi. Apa kalian sudah membahas tentang rencana pernikahan?", tanya wanita berusia paruh baya itu.

Minji yang awalnya tengah menatap secangkir teh di hadapannya, seketika menoleh dan tersenyum. "Sudah, Nyonya Park. Jimin bilang, ia akan segera melangsungkan pernikahan setelah proyek apartemen Cheongdam itu rampung"

"Wah, kebetulan sekali. Beberapa hari lagi kami akan melakukan rapat besar dengan J.Park Company mengenai proyek itu. Upacara peresmian nya mungkin akan di lakukan tak lama setelah rapat tersebut mengesahkan", ucap Tuan Park

"Hanya saja, mungkin dia akan jadi sedikit lebih sibuk daripada biasanya. Proyek apartemen mewah senilai tiga triliun ini mungkin juga akan membuat investor-investor asing mulai melirik dan berdatangan untuk menanamkan investasinya di J.Park Company. Aku harap kau akan memaklumi kesibukannya, Nona Choi", sambungnya.

Minji mengangguk dan tersenyum hangat membalasnya. "Tentu, Tuan Park. Tentu saja aku sangat memahami posisinya. Aku akan selalu mendukung setiap langkahnya. Aku hanya berharap itu tidak akan mengganggu kesehatannya saja. Jimin sangat mencintai bisnisnya"

"Tapi, dia lebih mencintaimu", sela Namjoon yang seketika itu membuat semua orang tertawa.

"Sungguh! Ayah, aku bahkan tidak diperbolehkan membawa Minji pergi sekalipun hanya untuk sekedar mengajaknya makan malam. Bukankah anak itu berlebihan?", Namjoon mencibir dengan nada yang terdengar jengkel.

Nyonya dan Tuan Park itu tertawa pelan, "Tapi kau tetap membawanya?", tanya pria paruh baya itu.

"Tentu saja!", balas Namjoon. Sementara, Minji sendiri terkekeh malu dibuatnya.

Lalu, tak lama atensi mereka teralihkan ketika kedatangan Jimin bersama rombongan begitu menarik perhatian semua orang disana. Park Jimin melangkah paling depan diantara para bawahan nya dengan begitu gagah mengenakan setelan jas yang membuatnya nampak sangat berkharisma.

Night Butterfly [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang