Taehyung menuangkan sebotol wine kedalam gelas Minji saat wanita itu baru saja mendudukkan diri di sebuah single sofa. Manik matanya tak lepas dari wanita bermarga Choi sampai wanita itu mengambil gelas miliknya kemudian mengangkatnya ke hadapan Taehyung dan pandangan mereka bertemu. Alisnya terangkat sebelah sedangkan Taehyung tersenyum asimetris.
"Bisa kita mulai?", Minji memulai obrolan. Kemudian Taehyung mengambil gelas berisi wine miliknya, mereka bersulang.
"Pertama, lepas bra mu terlebih dahulu", jawab Taehyung setelah ia selesai meneguk anggur itu. Minji hampir tersedak—hanya saja ia ahli dalam menangani bagaimana harus bersikap tenang di segala situasi. Apalagi berhadapan pria yang teramat brengsek dan cerdas secara bersamaan.
"Apakah itu syarat umum bagi wanita kalau ingin minum denganmu?", tanya Minji setelah meletakkan gelasnya ke meja kemudian menyandarkan punggung terlihat begitu nyaman.
Taehyung menarik nafas, menyandarkan punggung juga dengan kedua tangan di belakang kepala sebagai tumpuannya, "Tidak juga, syarat itu hanya berlaku padamu. Aku suka payudara mu, tapi kalau aku melihatnya secara langsung. Bukankah akan mengganggu acara minum kita pada malam hari ini? Lebih baik aku tenggelam dalam fantasiku sementara ini", ucapnya dengan begitu santai, mengeluarkan seringai licik nya.
Minji mendengus terlihat kesal awalnya. Namun pada akhirnya ia menunduk, tangannya mulai meraba ke area punggung guna melepas kaitan bra. Kemudian mengeluarkan tali bra yang menggantung di kedua pundaknya melalui lengan. Taehyung tersenyum penuh kemenangan saat Minji melempar bra miliknya tepat ke arah Taehyung.
"Sudah bisa dimulai?"
Taehyung menegakkan posisinya, masih dengan senyuman manisnya—teramat puas. "Jadi, apa yang kau inginkan dariku? Real Estate, saham, mobil atau Hannam the Hill?", tanya nya dengan sesekali menatap dada wanita itu, terlihat asyik sekali memandang sesuatu yang kecil dan menonjol.
Minji berdecih dan membuang muka, cukup muak dengan bualan flexing pria Kim itu. "Kau menawariku seolah kau punya segalanya, begitu? Kau saja terkadang menumpang di rumah sahabatmu. Ngomong-ngomong soal Hannam the Hill..., dulu aku tinggal disana", Minji tersenyum membalas anggukan Taehyung yang menunduk dan terkekeh pelan.
"Kebetulan aku tinggal disana. Sepertinya lain kali aku harus mengajakmu ke apartemenku. Mungkin kita bisa sedikit bersenang-senang disana?"
Minji menarik sudut bibir, kemudian menyesap anggur nya yang mulai habis. "Coba saja. Pastikan uangmu cukup, ya", ucapnya kemudian mengangkat sebelah alisnya menatap Taehyung setelah menunjuk gelas kosongnya dengan sebuah tatapan. Taehyung pun terkekeh, ia langsung mengambil botol wine dan menuangkannya untuk Minji.
"Aku ingin kau menceritakan soal Jimin. Kupikir bertanya padamu adalah pilihan yang sangat tepat. Mengingat kau adalah teman terdekatnya"
Taehyung langsung menarik sudut bibirnya, "Kau ingin tau bagian yang mana?"
"Semuanya. Sekalipun itu menyangkut hubungan dengan kekasihnya. Ehm, ya..., bagaimana pandangan keluarganya mengenai Park Solmi itu?"
"Ku tebak kau mulai bertanya-tanya akan keberadaanmu disini. Apa Jimin tidak mengatakan apapun padamu?", Taehyung mengangkat alis kemudian meneguk kembali minumannya.
"Sudah, beberapa hari lalu. Tapi aku merasa kalau penjelasannya belum cukup", Minji menjeda kalimatnya sembari menarik nafas, "Aku hanya penasaran..., kenapa Jimin beranggapan kalau kehadiranku adalah sebuah kebenaran"
Taehyung menyandarkan punggungnya, sembari memegang gelas tepat di hadapan bibirnya—hendak meminum anggur itu. "Kau mungkin sudah tau kalau orang tua dan bahkan kakak tiri Jimin itu tidak merestui hubungan mereka", ujarnya kemudian menyesap wine itu sedikit demi sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Butterfly [M]
Fanfiction[TAMAT] Choi Minji tak main-main membandrol dirinya dengan harga fantastis hingga orang-orang kerap memberinya julukan 'Kupu-Kupu Malam' yang tak banyak orang bisa taklukkan. Namun, suatu ketika tawaran menggiurkan datang dari seorang yang ternama...