3. So, When Is The Game?

1K 47 4
                                    

Mengenai Kim Namjoon atau yang Minji sebut sebagai Tuan Kim itu sepertinya sudah terbang ke Amerika sejak kemarin. Minji jelas tidak tahu menahu alasan jelasnya beliau melakukan hal ini, sampai-sampai berani membayar Minji dengan harga yang sangat mahal. Bagaimana wanita itu tidak tergiur? Sedangkan menjadi kaya raya adalah goals yang sangat ingin dicapai Minji saat ini. Yang Minji kagetkan, ternyata Tuan Kim sampai mempersiapkan segalanya dengan matang. Mulai dari kamar tempat tidurnya, yang didalamnya sudah ada beberapa dress cantik dan lingerie, flatshoes dan heels, skincare, makeup, bahkan sampai jadwal spa dan perawatan treatment wajah sudah terorganisir oleh pria itu. Padahal yang Minji herankan, didalam perjanjian kontrak, disitu hanya dikatakan bahwa Minji harus siap melayani pria bernama Park Jimin, kapanpun dan dimanapun yang dia inginkan.

Tentu bagi Minji itu bukanlah hal yang sulit untuk dituruti. Dengan embel-embel hidupnya akan terjamin, uang dan saham, fasilitas rumah mewah, mercy, dan tentunya pria tampan dan kaya raya bernama Park Jimin yang harus dia layani. Maka dari itupun Minji tidak pikir panjang untuk segera mengambil kesempatan emas dimana dirinya akan hidup dalam gelimang harta walau hanya dalam kurun waktu dua belas bulan atau satu tahun.

Tuan Kim sendiri mengatakan pada Minji bahwa dirinya diberi izin untuk menggunakan fasilitas apapun yang tersedia di rumah itu, dan yang membuat Minji lebih lega adalah ketika melihat respon Park Jimin yang tak jauh berbeda dengan Tuan Kim. Anggaplah Jimin juga mengizinkan Minji bebas mendiami rumahnya.

Wow, bukan?

Minji tentu merasa sangat bersyukur akan hal itu. Hanya saja, dia merasa dirinya cukup bodoh hanya karena pengaruh harta, Minji sampai rela hidup bersama orang lain dan menjadi budak seksnya. Bahkan tidak pernah terpikirkan oleh Minji atas dasar apa semua ini terjadi sampai Tuan Kim begitu mencukupi kebutuhannya.

Minji berniat menyudahi lamunan sialan itu yang mengganggu pikirannya sejak semalam karena Taehyung. Merasa butuh asupan untuk perut mungilnya, Minji pergi ke dapur. Meski cukup tertohok dengan kondisi dapur yang sangat bersih dan mengkilap, Minji bersikap tenang agar tidak terbilang norak. Namun memang , bagaimana Minji tidak kagum kalau yang dilihat ini bahkan tidak terlihat seperti dapur karena saking bersih dan rapihnya. Tidak ada seperti bekas kecap maupun saus berserakan disini-setidaknya satu dua tetes. Pantry dapur yang terbuat dari marmer itu membuat Minji kagum karena saat disentuh, tidak berdebu sama sekali. Semua furniture, lengkap dan baru.

Dia jadi bertanya-tanya sudah sesering apa Jimin menggunakan dapurnya. Minji bahkan sampai mengecek semua bahan baku yang tersedia di lemari pendingin. Semuanya masih fresh, dan sama sekali tidak ada yang terlihat basi ataupun seperti sayuran yang layu. Semua bahan masakan tersedia lengkap dan segar.Berkutat dengan dapur tak membuat Minji malas, apalagi dengan segala bahan dan alat yang tersedia begitu lengkap. Justru dia sangat bersemangat. Hanya saja, dia belum cukup berani untuk menggunakan dapur sepenuhnya, jadi Minji mengusahakan membuat hidangan yang ringan namun tetap enak. Dengan segera Minji bergerak memasaknya, terburu-buru agar ketika Jimin sudah bangun, masakannya sudah sangat siap untuk dinikmati juga oleh pria itu.

"Masak apa, Minji?" ucap seseorang tiba-tiba. Hal itu membuat Minji menoleh kaget, rupanya ia sudah keduluan Jimin karena pria itu sudah lebih dulu bagun saat masakannya belum siap.

"Hanya sebuah omelet. Terlalu sederhana, ya?" balasnya dengan senyum simpul di wajah saat Jimin berjalan mendekat ke pantry.

"Aku suka. Teringat masakan ibuku dulu"

Minji menoleh sekilas saat Jimin sudah berada tepat di sampingnya. Wanita itu tersenyum senang mendengarnya, setidaknya merasa lega.

"Apakah kau nyaman memakai pakaian seperti itu?" tanya Jimin yang membuat Minji seketika mematung dengan perasaan kaku dan bingung. Sungguh Minji merasa tidak nyaman karena Jimin menanyakan hal itu, mungkin saja Jimin tidak senang melihat wanita itu mengenakan pakaian yang kurang sopan seperti saat ini.

Night Butterfly [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang